tirto.id - Penyakit susu dan kue atau sindrom biskuit susu sering terjadi pada anak-anak yang sedang mengalami tumbuh kembang.
Sindrom ini biasanya tidak terlalu populer atau dianggap serius, karena gejalanya beresonansi dengan infeksi ringan. Batuk, pilek, sakit tenggorokan, kelelahan dan sembelit adalah beberapa gejala yang paling menonjol dari sindrom ini.
Penyebab Sindrom Biskuit Susu
Meski nama yang dipakai adalah sindrom biskuit dan susu tapi bukan berarti penyebabnya hanya karena konsumsi biskuit dan susu saja.
Lebih dari itu, makanan seperti minuman ringan, soda, jus kemasan, susu, yogurt beraroma, es krim, cokelat, dan makanan ringan yang mengandung gula adalah penyebab utamanya.
Dengan kata lain, konsumsi berlebihan pada produk susu dan produk yang mengandung gula tinggi adalah penyebabnya, demikian dilansir India Times.
Dr Julie Wei dari Nemours Children’s Hospital, di Orlando, Florida dalam laporan Penn State memprediksi bahwa sekitar 50 hingga 75 persen anak-anak mengidap penyakit ini.
Sebuah studi kasus telah dilakukan pada anak berusia lima tahun bernama Jonathan Giambrone.
Jonathan mengalami kesulitan tidur karena amandelnya yang membesar secara alami disertai mengorok saat tidur.
Namun, ketika peneliti menemukan ia mengemil tengah malam yang kebetulan sebagian besar makanannya adalah produk susu, mereka menyimpulkan bahwa refluks yang dialami dan kurangnya tidur yang dia dapatkan, mungkin lebih dari sekedar amandelnya yang meradang.
Setelah menemui Dr. Wei, orang tua Jonathan membatasinya ngemil malam hari dan memberinya lebih banyak air, dan dalam 3 minggu semua orang melihat perubahan positif dari Jonathan.
Jika kondisi dan gejala seperti di atas terjadi pada anak Anda, kemungkinan besar dia menderita sindrom biskuit susu.
Cara Mengatasi Sindrom Biskuit Susu
Berikut ini langkah yang dapat orang tua lakukan untuk mengatasinya menurut Fox News.
1. Buat jurnal makanan
“Orang sibuk, biasanya tidak ada yang benar-benar memikirkan apa yang dimakan anak-anak mereka," kata Wei.
Dia menemukan bahwa orang tua sering kali terkejut dengan banyaknya susu dan gula yang dikonsumsi anak-anak mereka setiap hari ketika mereka mulai mencatatnya.
2. Hentikan kebiasaan ngemil sebelum tidur
Anak sebaiknya tidak makan makanan ringan 90 menit hingga dua jam sebelum tidur untuk menghindari makanan yang bertahan di perut sebelum tidur. Sebagai gantinya, orang tua dapat menawarkan anak untuk minum air putih.
3. Hindari atau minimalkan susu dan gula di malam hari
Anak tentu masih bisa menikmati es krim, tetapi dia harus memakannya setelah pulang sekolah atau siang hari bukan setelah makan malam.
4. Tawarkan camilan sehat
Jika anak masih lapar setelah makan malam, daripada semangkuk sereal, tawarkan pilihan yang lebih sehat seperti pisang atau biskuit gandum, yang tidak terlalu asam.
5. Obat sembelit
Pola makan seimbang yang diisi dengan makanan kaya serat seperti buah-buahan dan sayuran serta biji-bijian dapat meredakan sembelit.
Obat pelancar untuk sementara waktu juga dapat membantu, tetapi jika kondisi anak tidak membaik, sebaiknya bicarakan dengan dokter.
"Anda benar-benar harus membuka penyumbatan pipa jika Anda ingin meminimalkan masalah di atas," kata Wei.
6. Buat janji dengan dokter
Jika gejala yang dialami anak masih ada atau tidak membaik dengan pengobatan, Wei menyarankan untuk menemui dokter anak atau dokter umum Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) yang dapat memeriksa kelenjar gondok atau amandel yang membesar, mengesampingkan kondisi medis lainnya, dan merekomendasikan operasi jika perlu.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno