tirto.id - Kehamilan merupakan momen penting bagi perkembangan janin dalam perut, sehingga ibu hamil perlu memerhatikan pola makan dan gaya hidup. Salah satu gaya hidup yang cenderung akan merugikan janin adalah mengonsumsi alkohol.
Kids Health menyebut, mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi difabel. Alkohol, baik dalam bentuk beer, anggur, ataupun liqour, menjadi penyebab utama bayi lahir difabel di AS.
Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol, akan memperbesar kemungkinan bayi memiliki fetal alcohol spectrum disorders (FASDs) atau juga disebut fetal alcohol syndrome (alkohol sindrom janin).
Kelainan ini termasuk kelainan secara fisik, kelakuan, dan proses belajar. Penyebab alkohol sindrom janin ini karena minum alkohol dalam jumlah berlebihan selama kehamilan.
Tidak ada anjuran atau kategori berlebihan dalam minum alkohol untuk ibu hamil. Perempuan hamil atau yang kemungkinan hamil (karena kehamilan biasanya disadari saat usia kandungan sudah 4-6 minggu) sebaiknya tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
Alkohol dalam darah ibu juga ikut dikonsumsi bayi lewat tali pusar.
Bayi atau anak dengan FASDs akan memiliki gejala atau ciri-ciri, sebagai berikut, sebagaimana dilansir CDC:
- Fitur wajah yang tidak normal, seperti gundukan antara hidung dan bibir bagian atas (gundukan ini disebut philtrum, lengkungan antara bibir dan hidung tidak jelas terlihat)
- Ukuran kepala kecil
- Lebih pendek daripada tinggi badan rata-rata
- Berat badan rendah
- Koordinasi tubuh buruk
- Hiperaktif
- Sulit berkonsentrasi atau memperhatikan
- Ingatan buruk
- Kesulitan dengan pelajaran sekolah (terutama matematika)
- Gangguan belajar
- Keterlambatan bicara dan bahasa
- IQ rendah
- Lemah dalam kemampuan merasa dan mengambil keputusan
- Masalah gangguan tidur dan makan waktu bayi
- Masalah dengan penglihatan atau pendengaran
- Masalah dengan hati, ginjal, dan atau tulang
- Fetal Alcohol Syndrom (FAS), yaitu kematian janin, yang mana menjadi akibat paling fatal dari konsumsi alkohol selama kehamilan. Sindrom FAS membuat anak memiliki komplikasi dari gejala-gejala yang disebutkan di atas, mengalami gangguan belajar di sekolah dan kesulitan bersosialisasi.
- Alcohol-Related Neurodevelopmental Disorder (ARND), yang mengacu pada gangguan intelektual, perilaku, dan pembelajaran. Anak cenderung kesulitan dalam matematika, memori, perhatian, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls yang buruk.
- Alcohol-Related Birth Defect (ARBD), yang mana menyebabkan anak bermasalah dengan hati, ginjal, tulang, dan atau pendengaran.
- Neurobehavioral Disorder Associated with Prenatal Alcohol Exposure (ND-PAE), anak dengan ND-PAE memiliki masalah di 3 sektor, yaitu (1) berpikir dan mengingat, yang akan bermasalah pada perencanaan atau hal-hal yang sudah dipahami, (2) Perilaku, seperti tantrum, moody, dan kesulitan memahami orang lain, (3) Permasalahan dengan hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian sesuai cuaca atau musim, dan bermain dengan anak-anak lainnya.
FASDs juga tidak dapat disembuhkan, tidak ada obat untuk sindrom ini, namun mengenali gejala dan diagnosa dini terhadap FASDs memungkinkan anak meraih potensi dan hidup lebih baik.
Penelitian menunjukkan bahwa identifikasi dini dan keterlibatan perawatan sejak dini menunjukkan perkembangan signifikan terhadap anak dan kemampuannya untuk hidup.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari