Menuju konten utama

Kemlu Ungkap Ada Sejumlah WNI di Lebanon Enggan Dievakuasi

WNI yang enggan dievakuasi merasa wilayah yang mereka tinggali aman dan tak terdampak eskalasi konflik Lebanon-Israel.

Kemlu Ungkap Ada Sejumlah WNI di Lebanon Enggan Dievakuasi
Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran penembakan Israel di desa Dhayra di Lebanon selatan pada 4 Juli 2024. - (Foto oleh Kawnat HAJU / AFP)

tirto.id - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengungkapkan ada sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon yang enggan dievakuasi, meski negeri tersebut sedang mengalami gejolak konflik dengan Israel.

Dia menjelaskan bahwa WNI yang enggan dievakuasi merasa wilayah yang mereka tinggali aman dan tak terdampak eskalasi konflik Lebanon-Israel.

"Ada beberapa yang berubah berpikiran, ada yang tetap ingin tinggal di Lebanon karena merasa wilayah tempat tinggalnya masih aman," kata Judha dalam keterangan pers, Selasa (1/10/2024).

Pihak Kementerian Luar Negeri enggan memaparkan jumlah detail WNI yang enggan untuk dievakuasi. Judha menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa menyampaikan saat ini.

"Detailnya belum bisa disampaikan sekarang," kata dia.

Judha menjelaskan bahwa pihak Kementerian Luar Negeri telah melakukan pertemuan dengan WNI di Lebanon secara virtual terkait pemulangan mereka ke Indonesia. Dalam pertemuan itu juga dijelaskan secara detail mengenai upaya evakuasi dan informasi terbaru kondisi WNI di Lebanon.

"Kemarin (30/9), Kemlu dan KBRI Beirut adakan pertemuan virtual dengan para WNI di Lebanon untuk update situasi keamanan terakhir, menjelaskan langkah-langkah evakuasi dan mendorong para WNI untuk bersedia ikut proses evakuasi," kata dia.

Saat ini, tercatat ada 159 WNI yang masih menetap di Lebanon. Jumlah ini lebih tinggi dari laporan sebelumnya yang disebutkan ada 155 WNI yang bermukim di Lebanon. Judha menjelaskan bahwa peningkatan jumlah WNI karena ada beberapa dari mereka yang baru saja melakukan laporan.

"Jumlah WNI di Lebanon 159 orang, tidak termasuk staf KBRI dan personil TNI di UNIFIL," katanya.

Sebelumnya, Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengakui bahwa pihaknya lah yang telah membunuh beberapa tokoh Hizbullah. Selain Hassan Nasrallah, Hagari menyebut bahwa pihaknya telah membunuh tokoh senior Hizbullah lainnya, yakni Nabil Kaouk pada Minggu (29/9/2024).

“Hassan Nasrallah, pemimpin organisasi teroris jahat, teroris-teroris senior yang dibasmi bersamanya, dan markas-markas besar utamanya adalah target militer yang sah menurut hukum internasional,” kata Hagari dikutip VOA Indonesia.

Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tewasnya Nasrallah dan Kaouk. Meski demikian, para pendukungnya telah mengirimkan pesan duka untuk kedua tokoh tersebut sejak Sabtu, hari Kaouk dilaporkan tewas akibat serangan udara.

Baca juga artikel terkait AGRESI ISRAEL atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto