tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi di bidang minyak dan gas bumi (migas) akan mencapai 17,59 miliar dolar AS. Target ini naik 31,2 persen dari realisasi investasi migas 2020 yang hanya berkisar 12,1 miliar dolar AS.
“Investasi migas 2021 kami menargetkan sebesar 17,59 miliar Dolar AS,” ucap Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1/2021).
Target investasi 2021 ini tergolong tinggi karena jumlahnya hampir setara realisasi investasi migas pada 2015 yang berkisar 17,9 miliar dolar AS. Target ini tentu akan cukup menantang untuk dicapai karena selama 5 tahun terakhir realisasi investasi migas tidak pernah bisa lebih dari 13 miliar dolar AS.
Sebagai perbandingan pada 2016 hanya 12,7 miliar dolar AS, di 2017 hanya 11,1 miliar dolar AS, dan 2018 12,6 miliar dolar AS. Realisasi investasi migas 2019 pun hanya 12,5 miliar dolar AS alias di bawah target 13,4 miliar dolar AS. Tren ini terulang pada 2020 yaitu hanya tercapai 12,1 miliar dolar AS dari target 13,8 miliar dolar AS.
Tutuka mengaku yakin kalau target investasi ini bisa dicapai. Pasalnya pemerintah telah membuat pengaturan kontrak wilayah kerja migas cukup fleksibel. Investor tidak lagi harus terpatok pada skema gross split yang sempat diduga membuat sejumlah investor migas kurang berminat, tetapi terbuka skema cost recovery maupun skema lainnya.
Rincian investasi 2021 ini utamanya ditujukan bagi pengembangan hulu senilai 12,38 miliar dolar AS dan sisanya 5,2 miliar dolar AS untuk hilir. Keduanya naik signifikan dari 2020 yang berkisar 10,2 miliar dolar AS untuk hulu dan 2,1 miliar dolar AS untuk hilir.
Beberapa contoh sektor hulu antara lain kegiatan pengeboran, produksi, sampai eksplorasi. Sementara investasi sektor hilir lebih mengarah pada keperluan pembangunan kilang baru terutama proyek Grass Root Refineries (GRR) dan perombakan kilang yang sudah ada atau Refinery Development Master Plan (RDMP).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz