Menuju konten utama

Kemenkominfo Belum Bisa Simpulkan Adanya Kebocoran Data Paspor

Penelusuran dan penyelidikan dugaan kebocoran data paspor Indonesia masih akan terus dilakukan secara mendalam.

Kemenkominfo Belum Bisa Simpulkan Adanya Kebocoran Data Paspor
Ilustrasi Paspor Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan mengatakan saat ini pihaknya belum dapat menyimpulkan informasi terkait kebocoran data pribadi pada paspor milik 34 juta penduduk Indonesia valid. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih melakukan penelusuran hingga saat ini.

"Sejauh ini belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga. Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar," kata Semuel dalam keterangannya, Kamis (6/7/2023).

Ia mengatakan penelusuran dan penyelidikan masih akan terus dilakukan secara mendalam. Ia juga berjanji perkembangan hasil penyelidikan akan disampaikan ke publik.

"Kementerian Kominfo akan terus melanjutkan penelusuran dan akan merilis hasil temuan setelah mendapatkan informasi yang lebih detail," katanya.

Selain itu, Kominfo juga telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Direktorat Jenderal Imigrasi untuk menyelidiki dugaan kebocoran data tersebut.

Kominfo lalu meminta agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi, untuk semakin meningkatkan keamanan data pribadi penggunanya.

Sebelumnya, sebanyak 34 juta data paspor Indonesia diduga bocor dan diperjual-belikan. Informasi ini pertama kali diungkap oleh praktisi keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun Twitter pribadinya @secgron.

Dalam postingan tersebut, Teguh mengunggah tangkapan layar sebuah portal yang berisikan jual beli data paspor penduduk Indonesia.

Ia menjelaskan, data informasi yang diduga bocor antara lain adalah nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, dan jenis kelamin. Data tersebut diduga dijual seharga 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp150 juta.

Terdapat pula informasi mengenai kapasitas data compressed dan uncompressed sebesar 4GB, jumlah data sebesar 34.900.867, dibobol pada Juli 2023, format CSV, dan negara asal yaitu Indonesia.

Baca juga artikel terkait KEBOCORAN DATA PRIBADI atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Hukum
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Bayu Septianto