tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama lima tahun ke belakang mengalami peningkatan signifikan. Dari Rp2.007,4 triliun di 2017, menjadi Rp2.786,37 triliun pada 2021, atau tumbuh rata-rata mencapai 8,59 persen.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Hadiyanto mengatakan, tingginya pertumbuhan alokasi belanja tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan belanja pemerintah pusat yang signifikan pada 2020. Kenaikan mencapai 22,5 persen dibandingkan 2019.
"Hal ini terjadi karena kebijakan refocusing dan realokasi anggaran pada APBN 2020 sebagai salah satu bentuk respons kebijakan fiskal dalam mengatasi kondisi extraordinary pandemi COVID-19," kata dia dalam Pembukaan Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2022, Selasa (12/4/2022).
Namun, kata dia, terdapat tantangan dalam pola eksekusi belanja pemerintah sehingga penumpukan realisasi di akhir tahun masih terjadi. Utamanya pada belanja barang dan belanja modal.
Berdasarkan catatannya, rata-rata penyerapan belanja barang di triwulan IV mencapai 38,1 persen, sementara untuk belanja modal lebih tinggi lagi mencapai 46,5 persen.
Di sisi lain, belanja transfer ke daerah dan dana desa menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,56 persen dari 2017 sebesar Rp741,99 triliun menjadi Rp785,7 triliun pada 2021.
Hadiyanto menekankan, bahwa kebijakan transfer ke daerah dan dana desa diarahkan untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi pada level daerah yang sejalan dengan kebijakan belanja pemerintah pusat di masa pandemi.
Sementara itu, kinerja pelaksanaan APBN 2021 juga telah menunjukkan hal-hal yang menggembirakan baik dari sisi penerimaan, pengeluaran untuk penanganan pandemi, perlindungan sosial, penguatan pemulihan ekonomi, dan keberpihakan kepada UMKM.
Realisasi penerimaan negara di 2021 telah mengalami recovery dan rebound yang melampaui target yang ditetapkan. Realisasi belanja negara tumbuh 7,4 persen lebih tinggi daripada realisasi 2020, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi dibandingkan tahun 2020.
"Realisasi ini didorong dengan implementasi vaksinasi yang lebih masif," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky