Menuju konten utama

Kemenkes: Petugas KPPS yang Meninggal Terbanyak di Jawa Barat

Menurut Kemenkes, petugas KPPS yang meninggal paling banyak terjadi di Jawa Barat. 

Kemenkes: Petugas KPPS yang Meninggal Terbanyak di Jawa Barat
Warga mengangkat jenazah Sudirdjo, seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk dimakamkan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/wsj.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang paling banyak meninggal saat bertugas dalam Pemilu serentak 2019 ada di Jawa Barat.

Perwakilan Dirjen Pelayanan Kesehatan, Tri Hesti Widyastuti mengatakan data itu merupakan perolehan sementara yang dikumpulkan Kemenkes hingga hari ini. Jumlahnya baru mencangkup 445 kematian dari 17 provinsi.

Selain Jawa Barat, Hesti juga mendapati bahwa Kalimantan Selatan menduduki peringkat kedua bagi penyumbang kematian terbanyak petugas KPPS selama Pemilu.

“Kematian tertinggi ada di Jawa Barat sebanyak 177 orang. Kami malah tidak menyangka Kalimantan Selatan itu ternyata nomor 2 tertinggi,” ucap Hesti dalam diskusi bertajuk “Membedah Persoalan Sebab Kematian Mendadak Petugas Pemilu Dari Perspektif Keilmuan” di sekretariat PB IDI pada Senin (13/5).

Sementara itu, Hesti juga memaparkan data petugas KPPS yang saat ini mengalami sakit. Dari 17 provinsi, DKI Jakarta didapati mendominasi jumlah terbanyak. Lalu posisi itu disusul oleh Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

“Terbanyak ada di DKI Jakarta. Kemudian kedua tertinggi Banten,” ucap Hesti.

Namun, ketika dirinci lebih lanjut, Hesti juga mendapati bahwa sebagian besar meninggal justru di luar fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas.

Hal ini, menurutnya, berkorelasi dengan banyaknya kematian yang terjadi berhari-hari usai pemilu berlangsung maupun usai beberapa lama menjalani perawatan di rumah sakit.

“Berdasarkan lokasi meninggal, terbanyak di luar rumah sakit,” ucap Hesti.

Hesti mengatakan Kemenkes saat ini masih berupaya melanjutkan pengumpulan data hingga total 34 provinsi. Ia mengatakan saat ini kendala pengumpulan data ini terjadi karena proses autopsi verbal yang disebut tidak mudah untuk dilakukan.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto