tirto.id - Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes Engko Sosialine Magdalene memastikan stok obat antiretroviral (ARV) untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) aman sampai akhir 2019. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat yang membutuhkan obat tersebut tidak khawatir.
"Kemenkes sudah mencatat, sampai dengan akhir 2019 tidak ada kendala ketersediaan ARV. Jadi tidak ada masalah," kata Engko di Kompleks DPR RI, Jakarta pada Senin (21/1/2019).
Dia mengklaim ketersediaan ARV juga merata di semua daerah. "Kemenkes mempunyai sistem untuk memantau ketersediaan ARV di seluruh provinsi. Berdasarkan hasil monitoring itu, per Januari 2019 tidak ada kekosongan ARV di daerah," ujar Engko.
Dia mencatat, berdasar data Kemenkes per Oktober 2018, terdapat 305 ribu ODHA di Indonesia. Dari jumlah itu, 107 ribu orang selama ini mengakses obat ARV.
Engko menambahkan stok ARV selama ini disediakan dengan perhitungan ada pertumbuhan pasien ODHA sekitar 1-3 persen per bulan.
Menurut Engko, Kemenkes sudah mendapatkan bantuan dari Global Fund sebanyak 222 ribu botol ARV jenis fixed dose combination pada Desember 2018. Setiap botol itu berisi 30 tablet.
Dengan tambahan suplai itu, dia memastikan saat ini terdapat stok 564 ribu botol ARV jenis fixed dose combination di Indonesia. Jumlah itu, kata dia, mencukupi kebutuhan sampai akhir 2019.
Penjelasaan Enko tersebut menanggapi kekhawatiran ODHA terkait kabar keterbatasan stok obat Arv jenis Fixed Dose Combination.
"Mungkin, kekhawatirannya bermula dari salah satu obat. Jadi obat ARV ada beberapa, kurang lebih dari 10 item ada yang jenis lepasan artinya per khasiatnya, ada yang kombinasi yang kita sebut fixed dose combination," kata dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom