Menuju konten utama

Kemendikbudristek Dorong Inovasi Vokasi demi Indonesia Emas 2045

Peserta pendidikan vokasi, dari SMK hingga LKP mendapatkan pembelajaran praktik dengan prosedur dan standar industri selayaknya di dunia kerja.

Kemendikbudristek Dorong Inovasi Vokasi demi Indonesia Emas 2045
Mahasiwi Poman Astra mengikuti praktikum di Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Kamis (1/11/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus mengembangkan potensi dan keahlian generasi muda Indonesia. Hal ini didorong agar generasi muda memiliki keahlian dan kualitas sesuai dengan standar dan kebutuhan ke depannya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi pemuda di Indonesia diproyeksikan hingga 318,96 juta orang, dengan sekitar 69,3 persen berusia produktif. Sebab itu, pihaknya terus berupaya berinovasi pada pendidikan vokasi.

"Kami terus berusaha untuk mengajak stakeholder pendidikan vokasi, termasuk para anak-anak muda (Gen Z) untuk dapat melihat dan berpartisipasi dalam inovasi-inovasi pendidikan vokasi Indonesia," ucap Kiki dalam keterangan tertulis, Jumat (24/5/2024).

Kiki menambahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sejumlah inovasi, seperti penyesuaian kurikulum di bawah program Merdeka Belajar. Penyesuaian tersebut mendorong kolaborasi menyeluruh bersama industri secara langsung.

“Di bawah Merdeka Belajar, pertama, kita menyesuaikan kurikulum dengan berkolaborasi bersama industri. Salah satunya ialah Project Based Learning (PBL), yaitu pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan pembelajaran PBL ini dibangun melalui tugas nyata,” kata Kiki.

Selain itu, terdapat Teaching Factory (TEFA), di mana kurikulum dan pembelajaran bidang vokasi yang menyerupai suasana dengan standar dan prosedur industri.

Melalui TEFA, peserta pendidikan vokasi dari SMK hingga Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) juga mendapatkan pembelajaran praktik dengan prosedur dan standar industri selayaknya di dunia pekerjaan.

“Untuk memastikan lulusan vokasi relevan dengan kebutuhan industri kreatif, kami juga melakukan transformasi kurikulum dengan mengadopsi model pendidikan vokasi sistem ganda," kata Kiki.

Model pendidikam vokasi sistem ganda memberikan keseimbangan antara pembelajaran di kelas dengan pengalaman langsung di industri, sehingga membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia kerja.

Melalui sejumlah inovasi tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi optimis pendidikan vokasi di Indonesia dapat terus maju dan berkualitas dalam menciptakan sumber daya manusia unggul.

“Kami berharap, pendidikan vokasi dapat menjadi solusi bagi generasi muda. Khususnya dalam meningkatkan keahlian sumber daya manusia mereka dan meraih masa depan yang lebih cerah,” tutup Kiki.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN VOKASI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi