tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengadakan Trade Expo Indonesia 2018 pada Oktober mendatang. Hal itu merupakan salah satu strategi Kemendag agar komoditas ekspor asal Indonesia bisa diterima sejumlah pasar baru.
Adapun kawasan yang saat ini dilirik pemerintah di antaranya Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah.
“Kunci pertumbuhan ekonomi itu investasi dan ekspor,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di kantornya, Jakarta pada Jumat (20/4/2018).
Melalui pameran Business to Business (B2B) itu, Mendag berharap adanya peningkatan ekspor secara signifikan serta menciptakan jalan ke pasar ekspor yang lebih beragam.
Pemerintah menargetkan pendapatan dari perhelatan ini dapat mencapai Rp1,5 miliar dolar AS, meningkat dari realisasi transaksi pada 2017 yang sebesar Rp1,41 miliar dolar AS.
Akan tetapi, Enggartiasto menekankan agar hasilnya nanti bisa lebih dari itu mengingat capaian pada Indonesia-Africa Forum 2018 di Bali beberapa waktu lalu bisa tembus Rp1,3 miliar dolar AS.
“Tahun ini harus lebih dari 65 negara pembelinya. Walau sebagian dari mereka sudah datang, tapi belum semua pengusaha terinformasikan untuk datang. Kami juga usulkan untuk merangkai dengan Shanghai Expo dan Dubai World Expo,” jelas Enggartiasto.
Lebih lanjut, Enggartiasto mengatakan bahwa komoditas yang akan diprioritaskan untuk sejumlah pasar baru itu bervariasi. Beberapa di antaranya seperti produk-produk dari industri otomotif, garmen, maupun plastik.
Enggartiasto pun turut mengindikasikan komoditas yang ditawarkan dapat berdampak pada keberlangsungan bisnis para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Kemendag sendiri menargetkan pertumbuhan ekspor pada tahun ini dapat mencapai 11 persen. “Tahun lalu kita bisa mencapai 17 persen, walau target 6,7 persen. Itu bisa tercapai dengan berbagai kegiatan, termasuk promosi pameran begini,” kata Enggartiasto.
Januari lalu, Presiden Joko Widodo sempat menegur Kemendag karena nilai ekspor Indonesia masih relatif lebih rendah ketimbang sejumlah negara lain di ASEAN.
Jokowi menyebutkan ada kekeliruan yang harus dibenahi sehingga ekspor Indonesia kalah dengan negara-negara lain yang jumlah penduduk dan sumber dayanya tidak sebanyak Indonesia.
Berdasarkan data yang disebutkan Jokowi, ekspor Indonesia pada 2017 hanya Rp145 miliar dolar AS. Capaian tersebut memang masih rendah dibandingkan Vietnam yang nilai ekspornya Rp160 miliar dolar AS, Malaysia senilai Rp184 miliar dolar AS, dan Thailand yang sebesar Rp231 miliar dolar AS.
“Negara sebesar ini kalah dengan Thailand. Dengan sumber daya dan SDM (sumber daya manusia) yang sangat besar, kita kalah,” ungkap Jokowi pada 31 Januari 2018 lalu, seperti dikutip Antara.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dipna Videlia Putsanra