tirto.id - Semua rokok yang dijual di Thailand bakal hadir tanpa logo dan merek mulai 12 September 2019. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kampanye berkelanjutan untuk mengurangi komsumsi tembakau.
Dikutip dari Bangkok Post, kemasan rokok Thailand bakal didominasi warna coklat. Nama rokok bakal dicetak dalam jenis font, ukuran, warna dan lokasi yang sudah ditentukan.
Thailand menjadi negara pertama di Asia yang menerapkan aturan tentang kemasan rokok dan ke-16 di dunia menurut Southeast Asia Tobacco Control Alliance.
Meski kemasan rokok polos ini berlaku mulai 12 Spetember, para distributor dan pengecer diberi waktu hingga 12 Desember untuk menarik stok rokok lama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji langkah yang diambil Thailand dalam pengendalian konsumsi tembakau dan mengadopsi kemasan polos untuk semua produk tembakau.
"Langkah berani Thailand melawan tembakau - satu-satunya penyebab paling penting dari kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia - patut dipuji dan mencerminkan upaya tulus negara untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya," kata Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Tenggara Asia.
Kebijakan Thailand soal kemasan rokok ini tertuang dalam Undang-Undang Pengendalian Tembakau 2017 atau 2017 Tobacco Control Act.
Kebijakan itu mengamanatkan bahwa pembeli tembakau harus berusia 20 tahun, melarang penjualan tunggal, melarang iklan, promosi dan sponsor rokok.
Kemasan polos produk tembakau membatasi penggunaan logo, warna, gambar merek atau informasi promosi pada kemasan selain nama merek dan nama produk yang ditampilkan dalam warna dan gaya font standar.
Diperkirakan satu dari setiap lima orang dewasa Thailand merokok. Hampir 50 persen pria berusia antara 35 dan 54 tahun merokok.
Yang menjadi perhatian khusus adalah tingginya tingkat penggunaan tembakau di kalangan kaum muda. Satu dari setiap enam orang Thailand yang berusia antara 13 dan 17 menggunakan tembakau.
Secara global, dikutip dari WHO, lebih dari 7 juta kematian tersebut adalah akibat dari penggunaan tembakau langsung, sementara sekitar 1,2 juta adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar asap rokok orang lain.
Sekitar 80 persen dari 1,1 miliar perokok di dunia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Editor: Agung DH