Menuju konten utama

Keluarga Korban Penembakan di Petamburan: Mana Peluru Karet?

RSUD Tarakan menerima 120 korban ricuh di kawasan Tanah Abang. Dua korban meninggal dunia.

Keluarga Korban Penembakan di Petamburan: Mana Peluru Karet?
RSUD Tarakan. tirto.id/Bernie

tirto.id - Korban tembak di masjid daerah Petamburan, yang sempat tidak diketahui identitasnya, merupakan murid sekolah kelas 3 SMA bernama Widianto Rizky Ramadhan (19).

"Mana, peluru bohongan, peluru karet, itu ponakan saya kena tembak di leher, meninggal, sama polisi," ujar Liani, tante dari Widianto, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan kala hendak menjemput jenazah keponakannya tersebut, pada Rabu (22/5/2019).

"Kalau kayak gini, ke mana saya harus melapor, Pak Presiden?" sebutnya, sembari menambahan bahwa dirinya sebenarnya tidak mengizinkan Widianto untuk mengikut aksi 22 Mei. Namun, sang keponakan akhirnya tetap berangkat.

Ia marah dengan pihak polisi yang mengatakan sekedar membawa gas air mata dan menggunakan peluru plastik, tetapi malah melemparkan tembakan ke massa di Petamburan.

"Tolong Pak Presiden, jangan pakai peluru beneran, katanya pakai peluru karet," ungkapnya.

Liani pun menyampaikan bahwa dirinya telah berkeliling ke sejumlah rumah sakit untuk mencari jenazah keponakannya tersebut, hingga akhirnya menemukan jenazah kemenakannya di RSUD Tarakan.

Hingga pukul 11:45 WIB, RSUD Tarakan menerima 120 korban ricuh di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Humas RSUD Tarakan Reggy Sobari mengatakan mengatakan dua orang meninggal dan delapan orang luka berat. Selain Widianto, korban meninggal dunia lainnya bernama Adam Nooryan (17).

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan yang mendatangi RSUD Tarakan untuk menemui sejumlah korban kericuhan 22 Mei 2019 mengatakan bahwa ia belum dapat memastikan apakah ada korban penembakan peluru tajam atau tidak. Penyebab kematian keduanya, lanjutnya, masih belum dapat dipastikan.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI 2019 atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Politik
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara