tirto.id - Keluarga korban pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Laut Jawa pada Senin (29/10/2018) tengah menyiapkan berkas untuk keperluan identifikasi jenazah kerabatnya.
Yanti, sepupu dari istri korban atas nama Manhatur Sihombing (dalam manifest penumpang tertulis Sihombing Man), mengatakan bahwa saat ini anak pertama korban yang bernama Riko tengah menuju ke RS Polri Kramat Jati.
“Tes DNA, ini sudah otw, Ricko yang nomor 1. Belum tau karena belum follow up lagi, baru tadi dibilang jalan kesana,” kata Yanti kepada Tirto, Selasa (20/10/2018) siang di Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta.
Untuk kepentingan identifikasi, Yanti mengatakan bahwa keluarga korban diminta untuk membawa ijazah, pas foto, foto terakhir korban, sidik jari, dan kartu keluarga.
Yanti menceritakan, pihak keluarga mendapatkan informasi mengenai jatuhnya pesawat Lion Air jurusan Jakarta ke Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2018) sekitar pukul 08.00 pagi dari siaran televisi.
Pesawat Lion Air jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” yang berada di sekitar Karawang, Jawa Barat setelah 13 menit mengudara.
Pada pukul 06.33 WIB, pesawat yang diperkirakan membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak. Ada satu teknisi yang juga turut dalam penerbangan ini untuk memastikan pesawat laik terbang.
Pesawat yang jatuh ini buatan 2018 dan baru dioperasikan Lion Air sejak 15 Agustus 2018 . Pesawat dinyatakan laik operasi.
Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.
Penulis: Widia Primastika
Editor: Maya Saputri