tirto.id - Newsweek adalah nama besar majalah mingguan di Amerika Serikat. Selama 80 tahun terakhir, edisi cetaknya dapat dengan mudah dijumpai di toko dan kios kecil di negeri Paman Sam.
Puluhan tahun bertahan dalam industri media bukanlah hal mudah. Beberapa kali majalah ini berpindah tangan seperti pada 2010 dan 2013 akibat krisis finansial. Penyebab lainnya adalah persaingan ketat di sektor internet, yang memaksa mereka harus menyediakan konten digital dan tak sekadar mengandalkan versi cetak.
Baru-baru ini, pada Senin (5/2/2018) lalu, dapur redaksi Newsweek gaduh. Bukan berdebat selisih paham tentang penentuan tema atau koreksi berita, namun soal pemecatan dua editor papan atas. Mereka masing-masing adalah Pemimpin Redaksi Bob Roe dan Direktur Berita Eksekutif Kenneth Li. Menyusul juga Celeste Katz, seorang reporter yang turut dibebas tugaskan oleh perusahaan induk Newsweek yang kini bernama Newsweek Media Group (sebelumnya International Business Times).
Peristiwa itu adalah puncak gunung es dari carut marutnya manajemen Newsweek sejak dimiliki Newsweek Media Group.
Pada 18 Januari kemarin, kantor Newsweek Media Group (NMG) digerebek petugas Kejaksaan Wilayah Manhattan. Seperti dilansir CNN, pencarian petugas kejaksaan berkaitan dengan pinjaman dan pembelian server.
Jurnalis Newsweek di bawah arahan Kenneth Li berinisiatif untuk melakukan investigasi ke perusahaan induk mereka. Dan Celeste Katz adalah salah satu reporter yang mengerjakan laporan tersebut.
Tindakan itu rupanya tak disukai pihak eksekutif perusahaan. Mereka pun mengintervensi dapur redaksi. Dilansir dari The New York Times, para eksekutif memeriksa terlebih dahulu laporan berita dari jurnalis mereka sebelum dipublikasikan.
Nama Celeste Katz sendiri dalam beberapa bulan terakhir menghiasi pemberitaan terkait kisruh di internal kantornya sendiri. Ia mengangkat berita pelecehan seksual yang dilakukan editor senior Dayan Candappa, merespon laporan awal yang dipublikasikan BuzzFeed. Juga soal pengunduran diri pasangan Etienne Uzac, pendiri NMG, dan Marion Kim sebagai direktur keuangannya.
Josh Saul dan reporter International Business Times (IBT) Josh Kafee mendapat skorsing karena turut terlibat melaporkan investigasi keuangan internal bersama Katz. Pemecatan oleh petinggi media dianggap Matthew Cooper sebagai sebuah tindakan lalim. Cooper adalah penulis senior di Newsweek selama 30 tahun. Ia kemudian memilih mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas pemecatan rekannya.
“Saya belum pernah melihat kepemimpinan yang lebih sembrono,” kata Cooper seperti dikutip The Star.
Sebelum menjadi media yang menyisakan carut marut seperti sekarang, terlebih dilaporkan telah menaikkan online traffic palsu guna menggaet pengiklan, Newsweek pernah berjaya sebagai majalah berita mingguan yang menyajikan jurnalisme naratif dan memberikan analisis mendalam atas kejadian-kejadian penting.
Pasang Surut Perjalanan Newsweek
Newsweek lahir dari seorang mantan editor majalah Time bernama Thomas J.C. Martyn. Majalah ini pertama kali terbit pada 17 Februari 1933, tepat hari ini 85 tahun silam, dengan mengusung tema politik dan budaya kontemporer. Sajian awalnya kental dengan cita rasa Time.
Sampul depan edisi pertama setebal 32 halaman menampilkan tujuh foto tokoh publik dengan garis tepi warna merah khas Time. Perbedaannya, Time umumnya memuat satu foto tokoh dengan ekspresi yang kuat pada sampul depan. Tujuh foto di Newsweek juga merepresentasikan jumlah hari dalam seminggu.
Di antara deretan tujuh tokoh di sampul depan edisi pertama Newsweek, ada foto Adolf Hitler tengah berpidato di Berlin lengkap dengan atribut bendera NAZI. Juga sosok Presiden AS Franklin Roosevelt yang sedang berada di sebuah perguruan tinggi.
Dua tokoh tersebut memang tengah menjadi pusat perhatian. Hitler mewakili kondisi demokrasi di Jerman yang sedang dihajar kebangkitan NAZI. Sedangkan Amerika Serikat era Roosevelt tengah disorot atas perjuangan melepaskan diri dari Depresi Besar yang memporak porandakan perekonomian negeri Paman Sam.
Mulanya, Newsweek ditulis dengan tanda penghubung "News-week". Baru setelah jurnal mingguan Today milik Raymond Moley bergabung pada tahun 1937, tanda penghubung itu dihapus dan berubah menjadi "Newsweek". Dalam perkembangannya, Newsweek kemudian merangsek menjadi tiga besar majalah mingguan terkemuka di AS, bersanding dengan Time dan U.S News & World Report.