Menuju konten utama

Kegunaan Ibuprofen dan Paracetamol serta Perbedaan Keduanya

Kegunaan ibuprofen dan paracetamol serta perbedaan keduanya sebagai obat pereda nyeri.

Kegunaan Ibuprofen dan Paracetamol serta Perbedaan Keduanya
Ilustrasi Obat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Paracetamol dan ibuprofen memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai obat pereda rasa nyeri. Perbedaan kedua obat itu ada pada mekanisme kerjanya.

Mekanisme kerja yang dimaksud adalah interaksi dan kategori obat yang berbeda. Paracetamol dan ibuprofen tersedia dalam berbagai macam bentuk di antaranya, tablet oral, kapsul oral, suspensi oral, tablet kunyah, hingga tetes oral pekat.

Sementara paracetamol juga ada dalam bentuk ramuan oral, larutan oral, tablet, dan kaplet panjang. Kemudian, supositoria rektal, tablet cepat meleleh, dan tablet effervescent.

Dilansir dari Healthline, beberapa merek obat yang dikenal memiliki kandungan ibuproven adalah Advil, Elixsure, Ibuprom, Ibutab 200, Midol, Motrin, dan Tab-Profen.

Berbeda dengan merek obat yang dikenal memiliki kandungan paracetamol di antaranya, Acephen, FeverAll, Mapap, NeoPAP, dan Tylenol.

Kegunaan Ibuprofen dan Paracetamol

1. Ibuprofen

Kegunaan Ibuprofen hampir sama dengan paracetamol, yaitu sebagai obat pereda nyeri. Kandungan obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati demam.

Kegunaan yang paling berbeda ialah, ibuprofen mampu mengobati peradangan. Berdasarkan Mayo Clinic, Ibuprofen merupakan jenis obat yang disebut dengan obat anti-inflamasi non steroid (NSAID).

Obat berjenis NSAID, mampu mengurangi peradangan. Peradangan dapat terjadi akibat infeksi, atau respons tubuh terhadap adanya kerusakan.

Meski efek pereda nyeri ini akan terjadi segera setelah mengonsumsi obat, tetapi komponen antiinflamasi atau komonen anti peradangan memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat bekerja secara optimal.

Ibuprofen tersedia dalam berbagai bentuk di antaranya, kapsul, tablet, semprotan, gel, dan krim.

2. Paracetamol

Paracetamol juga disebut dengan asetaminofen, pereda nyeri ringan atau obat analgaesik. Paracetamol dapat digunakan untuk meredakan demam atau obat antipiretik.

Paracetamol juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh sakit gigi, kepala, hingga sendi dan otot.

Kandungan obat paracetamol aman dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Konsumsi paracetamol tidak perlu dilakukan hanya jika sudah makan.

Paracetamol juga diberikan melalui cairan infus di rumah sakit.

Sebaiknya paracetamol wajib digunakan untuk mengobati demam setelah imunisasi pada bayi.

Dikutip dari NCBI, kandungan obat ibuprofen saat ini tidak direkomendasikan untuk pengobatan tersebut.

Parasetamol tersedia dalam berbagai bentuk, di antaranya kapsul 500mg atau tablet 500mg.

Perbedaan Ibuproven dan Paracetamol

1. Paracetamol

- Bagi ibu hamil

Sebenarnya paracetamol aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak jarang, ibu hamil mengonsumsi paracetamol untuk menghilangkan rasa sakit selama kehamilan.

Menurut London Doctor Clinic, Paracetamol juga aman dikonsumsi untuk ibu menyusui. Namun, paracetamol tidak dianjurkan bagi pasien penderita masalah hati atau ginjal.

Apabila Anda menderita masalah hati atau ginjal, sebaiknya berkonsultasi ke dokter. Karena, kandungan obat paracetamol sebagian besar diuraikan oleh hati.

- Interaksi paracetamol dengan obat lain

Beberapa obat ini jika diminum harus mengindari, penggunaan kandungan obat paracetamol:

1. Karbamazepin.

2. Pengobatan untuk epilepsi dan nyeri saraf.

3. Warfarin.

4. Pengencer darah.

5. Fenitoin.

6. Obat anti-epilepsi.

7. Metoclopramide.

8. Pengobatan umum untuk mulas, mual dan muntah.

- Efek samping paracetamol

Efek samping paracetamol yang paling umum adalah:

1. Reaksi alergi.

2. Gangguan darah.

3. Penyimpangan jantung.

4. Overdosis paracetamol.

Overdosis parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati akut (hepatotoksisitas). Obat flu, biasanya juga mengandung paracetamol.

Sehingga, mengonsumsi obat flu dan tablet parasetamol ekstra mesti dihindari, untuk mencegah risiko overdosis yang tidak disengaja.

2. Ibuprofen

- Bagi ibu hamil

Ibuprofen bukanlah obat yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh Ibu hamil. Ibuprofen tidak boleh dikonsumsi selama trimester ketiga kehamilan, karena dapat memengaruhi jantung janin.

Setiap akan memutuskan untuk mengonsumsi obat, ibu hamil harus mengikuti nasihat dari dokter terlebih dahulu.

Selama kehamilan, paracetamol umumnya merupakan obat penghilang rasa nyeri yang lebih tepat.

- Pasien yang tidak boleh mengonsumsi ibuprofen:

1. Alergi atau hipersensitif terhadap obat NSAID atau ibuprofen sejenis.

2. Pasien sakit maag.

3. Pasien gagal jantung

4. Pasien sakit hati.

- Pasien yang dianjurkan mengonsumsi ibuproven, namun tetap harus hati-hati yaitu:

1. Pasien sakit ginjal.

2. Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau penyakit lupus.

3. Pasien sakit kolitis ulseratif atau peradangan kronis pada usus besar.

4. Pasien sakit asma.

5. Pasien sakit tekanan darah tinggi atau hipertensi

- Efek samping Ibuprofen

Ibuprofen lebih banyak efek samping daripada parasetamol, di antaranya :

1. Mual.

2. Perubahan kebiasaan buang air besar.

3. Sakit perut.

4. Sakit kepala.

5. Tekanan darah tinggi.

6. Radang perut.

Secara keseluruhan, paracetamol dan ibuprofen adalah obat yang mampu menghilangkan rasa sakit dengan cepat dan dapat dengan mudah diakses tanpa resep, di apotek.

Pastikan agar Anda selalu membaca interaksi obat, efek samping, dan dosis obat sebelum mengonsumsinya.

Baca juga artikel terkait PARACETAMOL atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno