Menuju konten utama

Kata DLH Jogja Soal Banner Larangan Buang Sampah di Depo Pengok

Menurut Nurul Agustina, Staf Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, banner itu dipasang saat depo overload dan warga protes.

Kata DLH Jogja Soal Banner Larangan Buang Sampah di Depo Pengok
Depo Pengok disegel tampak warga sebagai protes penanganan sampah di Kota Yogyakarta, Selasa (20/8/2024). (FOTO/Siti Fatimah)

tirto.id - Sebuah banner bertuliskan "Dilarang Membuang Sampah di Sini! Selama Belum Ada Aturan Kesepakatan DLH dengan Warga Terdampak (Warga Pengok)" membentang di Depo Pengok, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Selasa (20/8/2024).

Hal ini adalah bentuk protes terhadap pemerintah soal penanganan sampah di Kota Gudeg yang belum maksimal.

Nurul Agustina, Staf Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, mengatakan tahu soal keberadaaan banner tersebut. Namun dia tidak ingat pasti kapan banner itu mulai dipasang oleh warga, tapi seingatnya sudah beberapa bulan lalu.

"Sudah lama, dulu depo sempat overload, jadi ada ini (pemasangan banner) dari warga," ujarnya saat ditemui di Kantor DLH Kota Yogyakarta, Selasa (20/8/2024).

Menurut Nurul, Depo Pengok pernah ditutup oleh DLH Kota Yogyakarta. Meski demikian, warga tetap diperkenankan membuang sampahnya di sana, kecuali penggerobak (petugas yang mengambil sampah dari permukiman penduduk) karena jumlahnya besar.

"Untuk depo ini ada arahan pembuangan dari jam 7 sampai 8. Dulu ada pembuangan yang lebih dari jam itu, yang diprotes warga itu," jelasnya.

Disinggung soal pos penjaga yang kosong, Nurul menjelaskan bahwa petugasnya kini dialihkan sebagai tenaga pengolahan sampah.

"Sekarang ada keperluan, untuk [petugas jaga] pembuangan sampah digeser dulu ke tenaga pengolahan sampah. Sementara off, kami sedang meningkatkan kapasitas pengolahan sampah karena TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) tutup," ucapnya.

Salah seorang penggerobak di Depo Pengok, Slamet, menjelaskan bahwa banner itu sudah lama terpasang. Seingatnya sudah terpasang hampir empat bulan. Banner itu muncul setelah warga Pengok menggelar protes ke Kantor DLH Kota Yogyakarta pada Mei lalu.

Menurut Slamet, warga protes karena merasakan imbas dari menumpuknya sampah di Depo Pengok. Mulai dari bau tak sedap, lalat, hingga air lindi yang sangat mengganggu warga.

"Tapi sekarang sudah selesai masalahnya," katanya.

Slamet mengatakan, setelah demo warga beberapa waktu lalu, Depo Pengok tak lagi dijaga oleh petugas. Hanya penggerobak yang beraktivitas di lokasi itu.

Menurutnya, kini para penggerobak yang berjumlah 18, tak ada kesulitan membuang sampah di Depo Pengok. Semua berjalan lancar sesuai dengan jadwal masing-masing.

"Masing-masing punya pelanggan ya, paling tidak 20 orang ada," katanya.

Sementara penggerobak lainnya, Yudi, mengatakan ada sebagian pelanggannya yang mengeluh lantaran aturan pemilahan sampah. Namun, sebagian lainnya sudah secara mandiri memilah sampah yang dibuang melalui penggerobak.

"Ibu-ibu sudah ada yang mulai mengolah sampah," ujarnya.

Baca juga artikel terkait SAMPAH atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Flash news
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Irfan Teguh Pribadi