Menuju konten utama
Kericuhan di Kanjuruhan

Kasus Kanjuruhan, PSSI Harap FIFA Tak Berikan Putusan Merugikan

PSSI berharap insiden kericuhan usai pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan tidak berdampak kepada Indonesia.

Kasus Kanjuruhan, PSSI Harap FIFA Tak Berikan Putusan Merugikan
Relawan dan petugas medis memasukkan jenazah korban kerusuhan ke mobil ambulan di ruang informasi Rumah Sakit Wava Husada , Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Dinas Kesehatan setempat mencatat puluhan korban kerusuhan tersebut belum teridentifikasi. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

tirto.id - Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) berharap insiden kericuhan usai pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan tidak berdampak kepada Indonesia.

Sekjen PSSI Yunus Nusi mengaku, mereka telah melaporkan kepada FIFA tentang kericuhan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Pihak PSSI sudah memberikan laporan awal tentang insiden yang berujung kematian ratusan jiwa itu.

"Kita selalu sampai dengan hari ini saya dan wasekjen membangun komunikasi dengan FIFA dan tentu kita sangat berharap ini tidak menjadi rujukan dan landasan dari FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan untuk Indonesia dan PSSI khususnya," kata Yunus dalam keterangan di Jakarta, Minggu (2/10/2022).

Yunus mengaku, sejumlah federasi dan kawan-kawan dari AFC terus menghubunginya tentang insiden kericuhan Stadion Kanjuruhan. Ia mengakui, kejadian tersebut adalah kejadian luar biasa yang hampir sama dengan kejadian di Peru dan Ghana.

Sebagai catatan, kejadian di Stadion Kanjuruhan bisa menjadi salah satu insiden kericuhan dengan korban jiwa terbesar di dunia. Saat ini, peristiwa berdarah dalam dunia sepak bola terjadi di Stadion Nasional Lima, Peru pada 26 Mei 1964. Kala itu, Peru tengah bertanding melawan Argentina saat kualifikasi Olimpiade. Penonton turun ke lapangan karena kecewa dengan keputusan wasit yang menganulir gol Peru. Sejumlah penonton terinjak-injak saat kerumunan panik berjalan ke arah luar untuk menghindari polisi, gas air mata, dan anjing. Dalam catatan, lebih dari 300 orang meninggal saat insiden tersebut.

Yunus tidak memungkiri bahwa FIFA bisa saja akan mampir untuk meminta keterangan akibat insiden Kanjuruhan.

"Bisa saja mereka kalau ini dipandang perlu untuk kepentingan sepak bola dunia, FIFA bisa saja akan berkunjung ke Indonesia untuk secara jelas dan nyata melihat dan mendengarkan kejadian yang terjadi di tragedi Kanjuruan," kata Yunus.

Yunus menegaskan kembali bahwa kejadian di Stadion Kanjuruhan bukan lah kerusuhan berupa aksi pukul-memukul atau bertikai. Ia menegaskan bahwa insiden Stadion Kanjuruhan terjadi karena kerumunan orang yang berupaya keluar secara berdesakan hingga memicu beberapa orang terinjak dan jatuh.

"Sekali lagi bahwa tragedi Kanjuruhan bukan perkelahian antar suporter, bukan pertentangan dan rivalitas antar masyarakat, antar suporter atau antar penonton. ini kejadian yang berdesak-desakan keluar dari sebuah pintu yang didalamnya puluhan ribu penonton yang berkeinginan untuk keluar sehingga terjadi tragedi tersebut," kata Yunus.

Pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah.

Emosi tersebut menjadi tidak terkontrol hingga akhirnya menelan korban jiwa. Dalam keterangan yang dirilis Polda Jawa Timur per 09.43 WIB, ada 129 orang meninggal, 2 diantaranya anggota Polri dan 34 penonton meninggal di Stadion, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses upaya pertolongan. Terbaru, dinukil dari Antara, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut korban jiwa sudah mencapai 130 orang.

Sementara itu, sekitar 13 mobil rusak dalam kejadian tersebut, 10 di antaranya mobil dinas milik Polri, mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi.

Selain itu, kericuhan pasca pertandingan Arema melawan Persebaya berpotensi dilirik FIFA. Salah satu hal yang disorot adalah upaya penanganan huru-hara yang dilakukan aparat yang dinilai melanggar aturan pengamanan dan keamanan stadion FIFA pada poin 19b tentang pengaman di pinggir lapangan.

Presiden Jokowi sudah mengambil sikap atas kejadian yang menewaskan ratusan jiwa tersebut. Ia memerintahkan ada pemberian pengobatan kepada para korban. Jokowi juga menginstruksikan penghentian Liga 1 serta pengusutan atas kericuhan tersebut.

"Khusus kepada kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata Jokowi dalam keterangan, Minggu (2/10/2022).

Baca juga artikel terkait KERICUHAN DI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri