tirto.id - Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Waluyo memaparkan, sejumlah kriteria yang tepat untuk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satunya adalah posisi jabatan pimpinan KPK tidak dijadikan sebagai batu loncatan, melainkan memang posisi terakhir dalam karir.
"Tipikal barangkali melihatnya itu adalah menjadi batu loncatan untuk karir berikutnya. Itu berbahaya. Makanya salah satu sisi di KPK ini, cari pimpinan KPK kalau bisa terminal akhir dari karir seseorang ya. Jangan dipake batu loncatan untuk next career-nya," kata Waluyo dalam konferensi pers di ICW, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).
Kemudian Waluyo juga menilai pimpinan KPK haruslah orang yang independen.
"Artinya bahwa latar belakang dia karir sampai dibesarkan di salah satu institusi tidak boleh memengaruhi nanti dalam proses pengambilan keputusan di dalam institusi baru nantinya," ujar Waluyo.
"Nah hal ini pun juga bisa dilihat soft skill, pansel meliihat pada waktu di-assestment track record bersangkutan menangani kasus-kasus sebelumnya. Itu ada nggak sih calon ini itu terkena intervensi," lanjut dia.
Waluyo pun menilai pimpinan KPK perlu untuk saling melengkapi.
"Kelima pimpinan tersebut seharusnya bisa mencakup kelima tugas yang dibebankan untuk dilaksanakan oleh KPK," kata Waluyo.
KPK punya sejumlah tugas yakni penindakan, pencegahan, koordinasi, supervisi. Menurut dia, pimpinan KPK ke depan perlu pnya soft skill.
"Untuk mendapatkan kombinasi keahlian tersebut, maka diperlukan kombinasi teknis keahlian di bidangnya kemudian juga harus ada kombinasi soft skill supaya kerja sama di antara lima pimpinan tersebut kondusif," kata dia.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Zakki Amali