tirto.id - Kartu biru dalam pertandingan sepak bola rencananya segera dikenalkan, sebagai pendamping kartu kuning dan kartu merah yang sudah ada. Piala FA atau FA Cup di Inggris menjadi kompetisi yang dikabarkan siap menerapkan uji coba inovasi tersebut. Akan tetapi pihak FIFA selaku badan sepak bola dunia masih terus melakukan kajian, dan akan memutuskan pada Maret 2024.
Secara garis besar, penerapan kartu biru dalam sepak bola membuat pemain yang menerima bakal dikeluarkan sementara dari lapangan selama 10 menit. Pemain yang bersangkutan masuk ke area khusus yang disebut sin bins. Hal ini nyaris menyerupai aturan permainan rugby, ketika kartu kuning membuat pemain dikirim ke sin bins selama 10 menit.
Saat ini International Football Association Board (IFAB) selaku dewan FIFA yang mengurus soal law of the game, terus melakukan kajian dan berproses apakah kartu biru dalam sepak bola layak masuk ke dalam aturan resmi.
Aturan Kartu Biru dan Penerapannya oleh FIFA
Kartu biru bisa dikeluarkan untuk jenis pelanggaran yang bersifat cynical fouls. Pemain yang terlibat konfrontasi dengan wasit, pelanggaran semacam menunda dimulainya permainan, pelanggaran terus-menerus, serta pelanggaran sejenis lainnya, bisa diusir dari lapangan lalu masuk sin bins selama 10 menit. Pada dasarnya jenis pelanggaran kartu biru bersifat peringatan, mirip dengan kartu kuning.
Mengutip The Guardian, aturan kartu biru juga bisa berujung kartu merah, atau mengakibatkan pemain terusir dari keseluruhan laga ditambah skorsing satu atau lebih terhadap pertandingan selanjutnya.
Nantinya kartu merah dapat diberikan kepada pemain yang menerima 2 kartu biru, atau kombinasi 1 kartu biru dengan 1 kartu kuning. Di sepak bola, aturan ini telah diterapkan untuk 2 kartu kuning, yang mengakibatkan kepada 1 kartu merah.
Aturan soal kartu biru terus digodok IFAB. Kartu biru juga sudah dilakukan uji coba dalam pertandingan amatir dan remaja di Inggris dan Wales. Lewat uji coba tersebut, Piala FA menjadi kompetisi yang siap melakukan uji coba kartu biru di tingkat yang lebih serius.
Kepala Eksekutif FA, Mark Bullingham, menilai kartu biru dalam uji coba mampu mencegah pemain untuk tidak melakukan pelanggaran. Ia menampik jika kartu biru mengakibatkan permainan terganggu pada level tertentu.
“Keberhasilan sin-bins dalam permainan akar rumput adalah pencegahan, bukan menghukum. Anda mendapatkan titik, di mana pemain mengetahui ancaman sin-bins, jadi [mereka] tidak melakukan pelanggaran. Dan kami berharap hal ini akan membawa perubahan yang sama [di level yang lebih tinggi],” kata Bullingham dikutip dari Standard.
Akan tetapi inovasi kartu biru juga mendapat tentangan sejumlah pihak. Badan sepak bola Eropa (UEFA) menjadi salah satu pihak yang tidak menginginkan penerapan kartu biru. Mengutip dari Standard, Aleksander Ceferin selaku Presiden UEFA berkomitmen tidak akan mengenalkan kartu biru dalam waktu dekat untuk kompetisi besar seperti Liga Champions.
Hal senada juga diungkapkan sejumlah pelaku sepak bola. Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, mengungkapkan keberatan soal rencana penerapan aturan kartu biru.
“Buang saja seluruh gagasannya, lupakan saja. Saya tidak tahu mengapa mereka [IFAB] terus-menerus ikut campur dalam permainan,” kata Postecoglou, dikutip dari The Guardian.
FIFA menegaskan aturan ini tak akan segera diuji coba untuk pertandingan level tertinggi. FIFA menyatakan bakal melakukan uji coba pada level amatir atau remaja. Lebih lanjut, keputusan soal kartu biru masih dibahas pada rapat tahunan pada Maret 2024 mendatang.
“FIFA ingin mengklarifikasi bahwa laporan tentang apa yang disebut 'kartu biru' di tingkat elit sepak bola adalah tidak benar dan prematur. Uji coba semacam itu, jika dilaksanakan harus dibatasi pada pengujian secara bertanggung jawab di tingkat yang lebih rendah,” tulis keterangan FIFA, sebagaimana dikutip dari Standard.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Oryza Aditama