tirto.id - Sepanjang Januari-Agustus 2021 di Provinsi Sumatera Selatan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 2.003 hektare.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) KLHK wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menjelaskan data luas karhutla dihitung dari analisis citra satelit landsat 8 OLI/TIRS yang disatukan dengan data sebaran titik panas.
Data juga diiperiksa di lapangan melalui titik panas dan laporan pemadaman yang dilaksanakan tim pemadam Manggala Agni dari KLHK.
"Perhitungan luasan karhutla ini berbasis citra satelit sekaligus memang dibutuhkan konfirmasi lapangan," kata Ferdian, Senin (11/10/2021).
Meski data sampai Agustus, tetapi luasannya sudah melebihi luas karhutla sepanjang 2020 dengan 950 hektare.
"Benar, memang berdasarkan hasil perhitungan citra satelit oleh KLHK dan LAPAN menunjukkan peningkatan," ujarnya.
Karakteristik karhutla 2021, kata dia, didominansi di lahan non-gambut, sehingga penyebarannya di lapangan cenderung lebih ringan untuk ditanggulangi.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Ansori menyebut kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini memicu peningkatan karhutla.
Pada 2020, mayoritas lahan di Sumsel yang masuk dalam daerah siaga bencana karhutla basah karena intensitas hujan tinggi. Sedangkan tahun ini daerah-daerah tersebut mengalami kondisi cuaca yang tidak menentu bisa dikatakan lahan menjadi cenderung kering.
"Musim peralihan kadang kering juga kadang basah karena hujan. Bila terjadi hujan titik panas berkurang," ujarnya.
Editor: Zakki Amali