tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan jajarannya mengantisipasi kelangkaan sembako yang berdampak pada instabilitas keamanan.
Menurut dia, dalam beberapa waktu terakhir terjadi kelangkaan dan kenaikan harga komponen sembako, seperti minyak goreng hingga tahu tempe. Hal ini tak lepas dari dinamika perekonomian global.
“Inilah yang akan kami hadapi ke depan, bahwa krisis terkait dengan masalah sembako adalah krisis ekonomi. Kalau tidak dihadapi dengan hati-hati, kelangkaan ini akan menyebabkan kepanikan pembelian,” kata Listyo dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2022, di Mabes TNI, Selasa (1/3/2022).
Mantan Kabareskrim Polri itu mengungkapkan, kelangkaan sembako bisa memicu tindakan anarkis karena menyangkut kebutuhan dasar, karenanya efek domino tersebut harus diantisipasi.
“Bila (sembako) langka (maka) masyarakat berebut, belanja untuk disimpan. Barang langka, masyarakat bingung. Yang terjadi adalah (upaya warga) paling halus unjuk rasa, yang keras (adalah) penjarahan,” sambung Sigit.
Di samping itu, ia berpesan agar jajaran TNI dan Polri bisa peka merespons perubahan situasi.
Satgas Pangan Polri mengklaim stok bahan pokok seperti beras, gula, daging sapi, ayam, telur, masih aman menjelang Ramadan dan Idulfitri 2022. Hal itu diketahui saat Polri menggelar rapat dengan pemangku kepentingan.
Rapat koordinasi ini sebagai konsolidasi dengan lembaga terkait guna meyakinkan publik bahwa ketersediaan aman dan masyarakat tak perlu panik.
“Dalam rapat koordinasi sudah dipaparkan tentang kondisi stok, distribusi, dan harga bahan pokok yang ada saat ini,” ujar Kepala Satgas Pangan Irjen Pol Helmy Santika, di Mabes Polri, Kamis (24/2/2022).
Helmy mengingatkan jangan ada pihak yang menimbun bahan pokok hingga menyebabkan gejolak harga. Jangan pula ada pihak yang meraup keuntungan berlebih di tengah situasi seperti ini.
Satgas Polri juga akan mengundang produsen bahan pokok dalam rapat koordinasi yang akan datang.
“Kami akan hadirkan operator, produsen-produsen bahan pokok untuk mengetahui lebih riil, bukan hanya data. Bagaimana produksi, upaya pemenuhan, berapa distributor, kemudian menyuplai ke mana saja,” pungkas Helmy.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky