tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kejahatan berimplikasi kontingensi sepanjang tahun 2018 menurun dibandingkan tahun lalu.
“Sepanjang tahun ini terjadi 76 kejahatan berimplikasi kontingensi, sedangkan tahun lalu ada 107 kejahatan. Artinya menurun 29 persen,” kata Tito di Mabes Polri, Kamis (27/12/2018).
Tito mengatakan, penurunan terjadi pada kejadian bentrok massa, kontak senjata dan penyerangan markas kepolisian.
Dengan rincian bentrok massa menurun 44 persen (dari 52 menjadi 29 kejadian), kontak senjata menurun 38 persen (dari 34 kejadian menjadi 25 kejadian), penyerangan markas kepolisian menurun 21 persen (dari 14 kejadian menjadi 11 kejadian).
Namun, lanjut Tito, unjuk rasa anarkis meningkat dari 7 kejadian menjadi 11 kejadian atau naik 57 persen. 31 kejadian (41 persen) dari seluruh kejahatan berimplikasi kontingensi tahun ini terjadi di Polda Papua.
“Terdiri atas 25 kontak senjata, 5 bentrok massa, dan 2 unjuk rasa anarkis,” jelas Tito.
Selain itu, ia menyatakan stabilitas keamanan dalam negeri sepanjang tahun 2018 dapat terpelihara dengan baik, seluruh agenda nasional terselenggara dengan aman dan lancar, serta penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan cepat dan tuntas.
“Polri didukung oleh TNI, kementerian dan lembaga, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan terus bekerja keras untuk memelihara stabilitas keamanan dalam negeri. Peran aktif masyarakat juga menjadi elemen penting dalam mewujudkan keberhasilan tersebut,” pungkas Tito.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno