Menuju konten utama

Kapan Sebaiknya Harus Vaksinasi Polio dan Apa Aturan Vaksin Polio?

Polio menyebar dari kontak orang ke orang. Virus yang masuk tubuh akan berkembang biak pada usus dan menyerang tubuh.

Kapan Sebaiknya Harus Vaksinasi Polio dan Apa Aturan Vaksin Polio?
Ilustrasi Vaksinasi Polio. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus polio membuat penderitanya mengalami kelumpuhan dan dapat dicegah dengan vaksinasi polio.

Polio pernah menjadi penyakit yang mewabah luas di zamannya. Penyakit ini sangat ditakuti terutama bagi negara-negara industri lantaran di awal abad 20.

Reaksi yang muncul pada tubuh saat terinfeksi virus polio yaitu melumpuhkan kaki sehingga tidak bisa lagi dipakai berjalan.

Dikutip dari situs Infeksi Emerging Kemenkes, polio menyebar dari kontak orang ke orang. Virus yang masuk ke tubuh akan berkembang biak pada usus dan menyerang tubuh.

Sementara itu, sewaktu penderita melakukan buang air besar (BAB), virus dapat ikut dalam tinja dan menyebar ke lingkungan.

Polio dapat menyerang pada siapa saja, namun cenderung menginfeksi anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Ada tiga jenis varian atau strain polio saat ini yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), yang merupakan bagian dari famili Picornaviridae.

Saat virus telah berkembang biak pada usus, lantas membuat kerusakan motor neuron pada cornu anterior yang ada di sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan kelumpuhan.

Gejala Polio

Masa inkubasi virus polio cukup cepat yaitu 3-6 hari. Biasanya, kelumpuhan dialami penderita di rentang 7-21 hari setelah masa inkubasi.

Kebanyakan penderita tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan sewaktu terinfeksi.

Kendati demikian, begitu gejala awal muncul maka yang akan dirasakan pasien antara lain demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai.

Jika gejala mulai meningkat, maka gejala dari penyakit polio dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Polio non-paralisis. Gejala bisa berupa muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala dan kaki, tangan, serta leher dan punggung terasa kaku dan sakit

Polio paralisis. Gejala berupa sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, serta kehilangan refleks tubuh

Sindrom pasca-polio. Gejalanya yaitu sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah, dan massa otot tubuh menurun.

Waktu pemberian vaksin Polio

Upaya untuk mengatasi wabah polio dilakukan dengan vaksinasi. Vaksin polio mulai dilakukan secara massal pada tahun 1988 sejak ditetapkannya Prakarsa Pemberantasan Polio Global. Lebih dari 2,5 miliar anak mendapatkan vaksin polio.

Polio masih ditemukan sebagai penyakit endemis di Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria.

Pada Juni 2018 lalu, Papua Nugini dilaporkan muncul kasus polio. Hal ini turut memberikan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya virus tersebut ke Indonesia.

Oleh sebab itu, vaksinasi polio tetap harus dilakukan bagi masyarakat Indonesia untuk memberikan kekebalan tubuh.

Pemerintah Indonesia sendiri telah memasukkan vaksinasi polio sebagai bagian dari imunisasi dasar untuk anak-anak berusia 0-9 bulan.

Selain vaksin polio, dalam imunisasi dasar mencakup pula vaksin Hepatitis B, BCG, DPT, dan campak.

Aturan Pemberian Vaksin Polio

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pemberian vaksin polio pada anak dilakukan berdasarkan ketentuan urutan usia berikut:

    • Usia 1 bulan: vaksinasi Polio 1
    • Usia 2 bulan: vaksinasi Polio 2
    • Usia 3 bulan: vaksinasi Polio 3
    • Usia 4 bulan: vaksinasi Polio 4
Pemberian vaksinasi dari vaksin Polio 1 ke Polio 2 dan seterusnya, berlaku masa interval satu bulan.

Pada bayi yang lahir di rumah sakit, klinik, dan bidan praktek swasta, pemberian vaksin Polio 1 dilakukan sebelum anak dipulangkan.

Baca juga artikel terkait VAKSIN POLIO atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno