tirto.id - Hari Polio Sedunia diperingati pada 24 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit polio, mencegah penularannya, dan menghormati petugas kesehatan berada di garda terdepan memerangi penyakit polio.
Indonesia sendiri sudah dinyatakan bebas polio sejak 2014. Kendati demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus melakukan edukasi dan vaksinasi polio untuk mencegah wabah polio agar tidak lagi muncul di Indonesia.
Vaksinasi masif untuk melawan polio sudah dirintis sejak Orde Baru, yaitu melalui program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dimulai pada 1995. Pemberian vaksin polio diprioritaskan kepada balita berusia di bawah 5 tahun, kendati tidak menutup juga kepada orang dewasa.
Setiap tahunnya, penyakit polio selalu dikampanyekan sebagai penyakit berbahaya. Lantas, apa itu penyakit polio, penyebab, gejala, dan vaksin untuk mencegahnya?
Pengertian Penyakit Polio dan Penyebabnya
Dalam kajian medis, polio bernama ilmiah poliomyelitis. Ia tergolong penyakit yang sangat mudah menular, terutama pada anak di bawah usia lima tahun.
Virus yang menularkan polio dikenal dengan Poliovirus (PV), termasuk dalam famili picornaviridae. Virus ini menginfeksi sistem saraf dan sumsum tulang belakang. Individu yang terinfeksi Poliovirus berpotensi mengalami kelumpuhan, sebagaimana dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Lumrahnya, Poliovirus ditularkan anak-anak ke sebayanya atau ke orang dewasa. Penularan terjadi melalui jalur oral atau kontaminasi feses. Dalam hal ini, feses yang dibuang tak pada tempatnya dapat menjadi tempat bersarang Poliovirus. Karena itulah, penyakit polio kerap mewabah di lingkungan yang tidak bersih atau yang sistem sanitasinya buruk.
Inkubasi virus berlangsung dalam durasi 7-10 hari. Dalam kondisi lain, inkubasi dapat terjadi 4-35 hari. Poliovirus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak di bagian usus.
Gejala Penyakit Polio dan Vaksinnya
Apabila Poliovirus menginfeksi seseorang, ia akan menimbulkan sejumlah gejala, sebagaimana dilansir Healthline. Berikut ini gejala-gejala penyakit polio.
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Muntah-muntah
- Kelelahan
- Meningitis
Pada kasus yang lebih umum, 95-99 persen orang yang terinfeksi polio tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, setelah terinfeksi polio, sistem saraf penderita akan terganggu.
Dalam kasus ekstrem, Poliovirus dapat mengakibatkan kelumpuhan, umumnya pada bagian kaki. Jika sudah lumpuh, efek polio ini sukar dihilangkan. Bahkan, kelumpuhan akibat polio sering bersifat permanen.
Dari penderita yang lumpuh, 5-10 persennya meninggal ketika infeksi Poliovirus turut menyerang otot pernapasan. Hal ini kerap terjadi pada balita yang otot pernapasan dan organ tubuhnya belum berkembang maksimal.
Lantas, bagaimana mencegah penyakit polio? Strategi paling efektif untuk mencegah polio adalah melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksin polio beredar terdiri dari dua macam, yaitu Inactivated Polio Vaccine (IPV) dan Oral Polio Vaccine (OPV) atau vaksin polio oral.
Vaksin polio sendiri mengandung Poliovirus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh dapat membentuk antibodi melawan virus tersebut. Jenis vaksin yang kerap digunakan di Indonesia adalah vaksin polio oral yang diteteskan pada mulut sebanyak dua tetes atau dicampur dengan gula di sendok, kemudian diminum.
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian imunisasi polio minimal sebanyak empat kali dengan selang waktu minimal empat minggu. Jadwal standar imunisasi polio diberikan kepada balita usia 0, 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani