tirto.id -
"Jadi tadi sekitar jam 15.45 (WITA)," kata Risky.
Menurut Risky, sebelum penyerangan terjadi, sekitar 10 orang anggota Banser dan GP Ansor Sulteng dan Palu sedang mengemas bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Jadi tiba-tiba lewat dua mobil pick up isinya kurang lebih 30 orang langsung melempar kantor Ansor, langsung datang menyerang," kata Risky.
Para penyerang tersebut, kata Risky, membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid, kayu, dan parang.
Merasa diserang, kata Risky, 10 orang tersebut kemudian keluar menemui para penyerang dan terjadilah adu mulut. Momen ini tampak dalam video amatir yang dikirim Risky pada kami.
Di situ, tampak seorang lelaki berbadan tambun berpakaian kaos Banser sedang adu mulut dengan beberapa orang berpakaian hitam, muka tertutup, dan membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih.
"Kalau mau ngomong masuk. Jangan serang-serang. Itu bawa parang, itu," kata pria berbadan tambun itu dalam video, sebelum akhirnya rekaman terputus.
Risky menyatakan, rekaman tersebut terputus lantaran para penyerang berusaha merampas gawai milik perekam, tapi berhasil digagalkan.
"Langsung diserang sama gerombolan itu. Bukan baku pukul. Karena kawan-kawan kalah jumlah. Langsung dikeroyok," jelas Risky.
Akibat penyerangan itu, menurut Risky, tiga orang anggota Banser dan GP Ansor mengalami luka-luka. Mereka adalah, Satkorcab Banser Palu, Sukman, yang mengalami luka di bagian tangan dan kaki akibat pukulan kayu dan tangan.
Lalu anggota GP Ansor bernama Mukhlis yang mengalami luka di bagian kepala belakang. Terakhir, Mizar, anggota GP Ansor yang mengalami luka di bagian wajah akibat dipukul hingga terjatuh ke dalam got.
Merasa terdesak, para anggota Banser dan GP Ansor yang kalah jumlah itu kemudian mundur masuk ke kantor PW GP Ansor Sulteng. "Kalau tidak mundur, bisa ada yang mati itu. Karena ada yang bawa parang," kata Risky.
Setelah itu, kata Risky, warga mulai berkumpul dan para penyerang itu pergi dari lokasi. Ia pun mengaku belum bisa memastikan siapa para penyerang itu.
"Tapi di depan kantor walikota tadi ada demo bela tauhid, mungkin bagian mereka," kata Risky.
Risky, saat kami hubungi, mengaku sedang berada di kantor Polda Sulteng untuk melaporkan kejadian ini. Ia pun mengaku telah melakukan visum pada korban sebagai bukti telah terjadi pengeroyokan.
Polisi Bantah
Ihwal kejadian ini, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hery Murwono membantahnya. Menurutnya, tidak terjadi penyerangan ke kantor PW GP Ansor Sulteng.
"Enggak ada itu. Enggak benar. Jangan percaya informasi. Enggak betul itu. Aman. Itu saya terima laporan aman," kata Hery kepada Tirto.
Saat dikonfrontir dengan keterangan Risky, Hery pun kembali menegaskan, "Enggak ada enggak ada. Aman itu sudah... Sudah... Sudah cukup saya lagi di Jakarta."
Saat kami tanyakan keterangan Hery kepads Risky, ia menjawab "Ah..ini saya sekarang lagi dampingi teman-teman di-BAP."
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Jay Akbar