Menuju konten utama

KAI Uji Coba Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek 16 Desember

KAI akan menyediakan gerbong khusus wanita di LRT, sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang, khususnya perempuan.

KAI Uji Coba Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek 16 Desember
Kereta api jarak jauh (KAJJ) memasuki jalur kedatangan (kanan) di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Rabu (6/11/2024). PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat hingga September 2024 frekuensi kereta api penumpang mencapai 547.991 perjalanan yang terdiri dari KA Lokal sebanyak 63.073 perjalanan, Commuterline 290.977 perjalanan, KA Bandara 29.852 perjalanan, serta LRT Sumsel dan LRT Jabodebek 80.687 perjalanan. ANTARA FOTO/Aditya Nugroho/sgd/Spt.

tirto.id - PT KAI akan mengujicobakan gerbong khusus perempuan di Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek mulai 16 Desember 2024. Langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang, khususnya perempuan pengguna transportasi publik.

Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono, mengatakan uji coba akan dilaksanakan pada jam sibuk atau peak hour, yaitu mulai 06.00 WIB-09.00 WIB dan 16.00 WIB-20.00 WIB. Kebijakan ini hanya akan berlaku pada hari kerja dan tidak akan diterapkan pada akhir pekan atau hari libur nasional.

"Keamanan dan kenyamanan pengguna selalu menjadi prioritas utama bagi KAI. Kereta khusus wanita merupakan langkah konkret kami untuk menciptakan lingkungan transportasi yang lebih aman, serta mengurangi potensi pelecehan seksual di ruang publik," kata Mahendro, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/12/2024).

Ia berharap kebijakan ini dapat memberikan rasa aman yang lebih kepada wanita dan mendukung mereka untuk menggunakan LRT Jabodebek dengan lebih nyaman dan percaya diri.

Menurut Mahendro, dalam uji coba ini, gerbong khusus perempuan akan ditempatkan pada rangkaian posisi paling belakang kereta yang beroperasi. Kebijakan tersebut berlaku di seluruh relasi perjalanan LRT Jabodebek, baik rute Dukuh Atas BNI-Harjamukti dan sebaliknya maupun rute Dukuh Atas BNI-Jatimulya dan sebaliknya.

Mahendro mengatakan setiap stasiun yang dilalui juga akan dilengkapi dengan tanda visual yang jelas di peron serta pengumuman berkala untuk memastikan pengguna mengetahui keberadaan gerbong khusus perempuan tersebut.

Mahendro menyebutkan PT KAI pernah menerapkan gerbong husus wanita pada LRT Jabodebek pada 28 Agustus 2023. Namun, karena tingginya antusiasme masyarakat terhadap teknologi kereta tanpa pengemudi alias driverless, kebijakan ini sempat dihentikan.

Kini, KAI akan kembali menerapkan kebijakan tersebut dengan harapan dapat memberikan pengalaman transportasi yang lebih inklusif.

"Uji coba ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk terus meningkatkan kualitas layanan kami, serta memberikan solusi transportasi yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna," ucap Mahendro.

Ia yakin kebijakan ini akan berdampak positif, terutama bagi pengguna wanita, dan semakin memperkuat peran LRT Jabodebek sebagai moda transportasi yang peduli akan kenyamanan dan keselamatan penggunanya.

"Kami juga mengimbau agar pengguna wanita tetap memberikan tempat duduk kepada pengguna prioritas, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama pengguna," tutup Mahendro.

Sebagai informasi, data SIMFONI KemenPPA pada Januari-November 2024, tercatat 24.914 kasus kekerasan, dengan 21.593 di antaranya korban wanita, dan 10,4 persen terjadi di fasilitas umum. Angka ini menyoroti tingginya kekerasan di ruang publik, termasuk transportasi umum.

PT KAI berkomitmen untuk menjadikan LRT Jabodebek sebagai transportasi yang aman dan menentang segala bentuk kekerasan termasuk pelecehan terhadap wanita.

KAI terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dengan mengutamakan kenyamanan, keselamatan, dan kebutuhan penggunanya. Melalui kebijakan ini, KAI berharap dapat menciptakan lingkungan transportasi yang lebih inklusif, aman, dan nyaman bagi seluruh pengguna.

Baca juga artikel terkait KERETA LRT atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama