Menuju konten utama

Kadinkes Gorontalo Utara Tolak Pakai AstraZeneca di Daerahnya

Kadinkes Gorontalo Utara Rizal Yusuf Kune tak mau banyak kasus KIPI di Sulawesi Utara terjadi juga di daerahnya.

Kadinkes Gorontalo Utara Tolak Pakai AstraZeneca di Daerahnya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperlihatkan vaksin COVID-19 Astrazeneca saat vaksinasi kepada kyai Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.

tirto.id - Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo Rizal Yusuf Kune menolak penggunaan vaksin AstraZeneca untuk vaksinasi COVID-19 di daerahnya.

"Sejauh ini, kami konsisten menggunakan vaksin Sinovac, dan tegas secara pribadi saya menolak AstraZeneca," kata Rizal di Gorontalo, Selasa (30/3/2021) dilansir dari Antara.

Penolakan tersebut katanya, karena belajar dari tingginya Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) di Sulawesi Utara dalam penggunaan vaksin Astrazeneca.

Menurut Rizal, dengan penggunaan vaksin Sinovac, kondisi itu tidak ditemukan di kabupatennya, selain memang banyak peserta vaksinasi yang takut alias phobia pada jarum suntik.

Rizal menegaskan tidak ingin ada KIPI menonjol, maka vaksinasi COVID-19 di daerah itu aman dan halal hanya menggunakan vaksin Sinovac. Namun memang diakuinya, belum ada vaksin merek lain yang masuk ke daerah itu selain Sinovac.

Ia berharap, tidak ada pendapat atau pandangan menyimpang terhadap maksud penolakan AstraZeneca, sebab pihaknya sangat mendukung pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 yang terus berlangsung di seluruh Puskesmas dan rumah sakit.

Data Dinas Kesehatan setempat, total penggunaan vaksin Sinovac di daerah itu mencapai 4.210 dosis terdiri dari 1.760 dosis untuk tenaga kesehatan yang telah tuntas vaksinasi dua tahap.

Serta 2.450 dosis untuk pelayan publik dan lanjut usia (lansia) untuk tahap satu. Sisanya akan diperuntukkan untuk tahap dua yang sebentar lagi segera dilakukan.

Ia mengatakan, vaksinasi COVID-19 di daerah itu terus berlangsung dan sementara bergulir termasuk untuk 500 orang guru honorer yang pelaksanaannya di 14 Puskesmas dan 1 rumah sakit.

Vaksinasi COVID-19 menggunakan AstraZeneca di Provinsi Sulawesi Utara dihentikan sementara setelah warga yang divaksin merasakan dampak seperti demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit dan lemas.

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merekomendasikan vaksinasi COVID-19 di Sulawesi Utara menggunakan vaksin AstraZeneca dilanjutkan. Rekomendasi ini dikeluarkan menyusul adanya laporan gejala yang dialami penerima vaksin AstraZeneca di Kota Manado dan Kota Bitung, yang menurut Komnas KIPI hanya berkategori ringan.

"Saya laporkan ke Pak Menteri Kesehatan bahwa semua yang dilaporkan telah dilakukan investigasi dan data menunjukkan semuanya KIPI ringan," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan melalui sambungan telepon, Selasa (30/3/2021) dilansir dari Antara.

Hindra mengatakan angka kasus KIPI di dua daerah tersebut lebih rendah dari angka yang diperlihatkan pada uji klinis AstraZeneca fase 1, fase 2 dan fase 3 di beberapa negara di dunia.

"Saya tidak hafal jumlahnya, tapi proporsinya sangat rendah dibandingkan ribuan vaksin yang diberikan tentunya. Kalau vaksinnya tuh 4.000 atau 6.000 (dosis)," kata Hindra saat ditanya terkait jumlah kasus KIPI di Kota Manado dan Kota Bitung.

Atas kesimpulan tersebut, Komnas KIPI telah mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Tim Komisariat Daerah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Komda KIPI).

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto