tirto.id - Rafael Murua Manriquez (34), seorang jurnalis radio komunitas Kashana, Santa Maria, Meksiko, ditemukan tewas pada Minggu (20/01/2019).
Menurut kejaksaan Baja California Sur, seperti dikutip dari AP News, jasad Murua ditemukan di pinggir jalan, di antara perdu di kota Mulege, Meksiko, dengan beberapa luka di dada tanpa keterangan lebih lanjut.
Namun, menurut pemberitaan oleh Reporteros Sins Frontieres (RSF), organisasi perlindungan hak-hak jurnalis, terdapat luka tembak di bagian perut. Ini mengindikasikan bahwa Murua ditembak.
Pada Minggu petang, keluarganya melaporkan telah kehilangan Murua sejak Sabtu malam. Menurut laporan, dirinya terakhir kali diketahui tengah berjalan-jalan sehari sebelumnya.
Perwakilan Comitee to Protect Journalism (CPJ) Mexico, melalui akun Twitter mengatakan, pada Senin, bahwa Murua adalah bagian dari program perilindungan Jurnalis Meksiko karena baru-baru ini telah mendapat ancaman.
Dirinya diancam terkait dengan aktivitas jurnalistik dan kritiknya terhadap Felipe Prado Batista, Walikota Mulege.
Eamnuel Colombie, kepala Desk RSF Amerika Latin, mengatakan “Pihak berwenang di Baja California Sur harus melakukan penyelidikan mendalam terhadap pembunuhan gaya eksekusi ini dan harus memprioritaskan hipotesis bahwa korban tewas dalam kaitan dengan pekerjaan jurnalistiknya.”
Pada Juni 2017, Murua juga telah menerima perlindungan di bawah Mexico’s Federal Mechanism for Protecting Human Rights Defender and Journalists.
Perlindungan itu ia dapatkan setelah mengajukan banding terhadap segala tuduhan seperti pembunuhan, fitnah, dan upaya sensor yang dialamatkan pada dirinya.
Selain itu, Colombie juga menyerukan perombakan penuh atas ketentuan perlindungan jurnalis terhadap Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, mengingat kasus ini bukan kali pertama terjadi. Sejak dilantiknya Presiden Obrador pada satu Desember lalu, sudah terdapat dua jurnalis tewas.
Sebelumnya, editor situs berita Orion Informativo dan mantan reporter surat kabar lokal Critica, Jesus Alejandro Marquez Jimenez, ditemukan tewas dengan tubuh tertembus pelor.
Ironisnya, jasadnya ditemukan tepat dihari pelantikkan Obrador. Diduga kuat, ia dibunuh terkait aktivitas jurnalistiknya.
Dalam tulisan-tulisan yang diposting di situs berita, ia sangat blak-blakan atas hubungan pejabat lokal dan kejahatan terorganisir di negara bagian Nayarit.
Rafael Murua, the Mexican journalist and director of community radio station Radiokashana FM, reported death threats against him november last year. He wrote a blogpost about it. He was found dead yesterday in Santa Rosalía (Baja California Sur state). https://t.co/VLY38UBSk5
— Jan-Albert Hootsen (@jahootsen) January 21, 2019