tirto.id - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan tidak ada masalah dengan isi dari tabloid Indonesia Barokah edisi Desember 2018. Ace memandang bahwa isi tabloid itu sesuai dengan fakta.
Dari seluruh artikel yang dibuat oleh Indonesia Barokah, hanya dua artikel yang sekiranya membahas soal Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Isi artikel tersebut sebagian besar mengutip dari media nasional seperti Kompas, Detik, dan Tirto.id.
"Kalau dikatakan itu menyerang dan menyudutkan Pak Prabowo itu sama sekali tidak benar, karena isi tabloid yang bicarakan Prabowo cuma dua berita dari 10 berita. Itu pun yang tentang dugaan kubu sebelah yang dikatakan mirip menggunakan strategi bohong, itu pun mengutip pernyataan tokoh di berita online. Jadi bukan hoaks, tapi fakta," kata Ace kepada Tirto melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/1/2019).
Namun, Ace membantah bila TKN disebut ikut membuat dan mengarahkan tabloid Indonesia Barokah. Pasalnya, kata Ace, TKN telah mengimbau agar para pendukung Jokowi-Ma’ruf tidak membuat hoaks atau ujaran kebencian.
"Kalau dibaca secara seksama konten dari tabloid itu justru mengajak masyarakat waspada dan tidak menyebar hoaks. Dicontohkan penyebar hoaks Obor Rakyat masuk penjara karena fitnah. Itu juga mengutip pemberitaan banyak media. Itu kan bagus, kalau kubu Prabowo gelisah, justru kita patut bertanya apakah kubu Prabowo memang berencana berkampanye dengan menyebar hoaks?" kata dia.
Di sisi lain, Direktur Konten TKN, Fiki Satari membantah bila mereka yang disebut sebagai aktor di balik beredarnya tabloid Indonesia Barokah.
“Itu bukan sama sekali dari kami,” kata Fiki kepada Tirto, Rabu (23/1/2019).
Menurut Fiki, mereka hanya membuat narasi, sosialisasi, dan juga video untuk kampanye Jokowi-Ma’ruf kepada relawan.
“Kalau dari kami yang jelas enggak ada sama sekali,” ungkap Fiki.
Fiki bahkan mengklaim bahwa TKN banyak mendapatkan selebaran yang justru menyudutkan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Atas dasar itu, TKN tidak ingin meniru cara-cara kampanye memakai tabloid.
“Jangan-jangan juga dibuat bukan mendegradasikan 02, tapi malah mendegradasikan 01. Seolah-olah dibuat untuk degradasi 02, tapi nanti dijadikan playing victim, itu kan bisa terjadi,” ucapnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto