tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap dua kunci penting dalam pengendalian COVID-19 varian Omicron. Pertama adalah percepatan vaksinasi, baik suntikan primer maupun penguat. Kedua, menegakkan protokol kesehatan. Hal itu dikatakannya saat meninjau vaksinasi secara virtual di 12 provinsi, Kamis (17/2/2022).
"Ini penting sekali karena memang kasus sekarang ini sedang naik sehingga diperlukan percepatan vaksinasi terutama untuk lansia dan anak, karena kunci dalam pengendalian COVID-19 saat ini utamanya varian omicron ada dua. Yang pertama kecepatan vaksinasi baik itu vaksinasi suntikan yang kedua maupun untuk suntikan penguat atau booster," ujarnya secara virtual.
Presiden Jokowi juga menerima laporan terkait kondisi pelaksanaan vaksinasi di daerah. Bupati Majalengka Karna Sobandi melaporkan bahwa 880.419 orang atau 84,4 persen sudah menerima vaksinasi dosis pertama. Sementara itu, dosis kedua baru mencapai 61,26 persen dan angka ini terus digenjot pemerintah daerah bersama Forkopimda bersama tokoh masyarakat, tokoh agama dan ormas.
Selain itu, pemerintah Majalengka juga fokus memberikan vaksinasi booster sementara ini kepada 16.100 tenaga kesehatan dengan target vaksinasi 1.470.000.
"Kemudian untuk vaksinasi anak 6-11 tahun itu dari 117 ribu sudah kita vaksin 104.961 orang atau 88,51 persen. Dosis dua 54.739 orang atau 46 persen," kata Sobandi.
Sobandi mengaku, mereka masih memiliki sejumlah stok vaksin mulai dari Sinovac sebanyak 100 ribu dosis, Astrazeneca 20 ribu dosis, Pfizer 6 ribu dosis. Mereka terus mendorong agar vaksinasi dosis kedua berjalan ke masyarakat dengan mendatangi rumah maupun tempat kerja di ladang sawah hingga pabrik dan tempat perbelanjaan. Pemerintah daerah pun mendukung dengan pengalokasian anggaran APBD dan APBDes sebanyak 8 persen.
Ia pun melaporkan perkembangan kasus COVID Majalengka mengalami fluktuasi penambahan kasus. Per 14 Februari 2022, ada penambahan kasus 58 kasus, 15 Februari sebanyak 97 kasus, dan 16 Februari 60 orang. Sementara itu, kasus meninggal sebanyak 9 orang dan perawatan di rumah sakit hanya 20 persen.
Mendengar laporan tersebut, Jokowi meminta agar semua pihak, TNI-Polri dan Kejaksaan bekerja sama mempercepat vaksinasi. Kemudian, tempat-tempat keramaian perlu didatangi untuk pelaksanaan vaksinasi. Jokowi menanyakan mengenai kesediaan vaksin. Sobandi pun menjawab bahwa ketersediaan di daerahnya masih cukup.
"Masih cukup tapi terus kita koordinasi dengan pihak dinas provinsi ketika ada kekurangan kita akan selalu memohon bantuan kepada provinsi," kata Sobandi.
"Ya, karena kalau untuk stok vaksin mestinya seluruh daerah tidak ada masalah karena stok kita sekarang ini sangat banyak sekali. Jadi, stoknya sangat cukup lah, kalau nanti di provinsi sulit bisa juga langsung ke Kemenkes," tutur Jokowi.
Kemudian, Jokowi mendengar laporan dari Bupati Semarang Ngesti Nugraha. Dia melaporkan bahwa vaksinasi Kabupaten Semarang tembus 98,02 persen atau 814.358 orang. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua 80,7 persen atau 670.459 orang.
"Kemudian vaksinasi untuk anak-anak sampai hari ini 93,69% atau 89273, kemudian untuk lansia 73,24 persen dosis satu, dosis dua 69,82 persen atau 72.626 untuk vaksinasi booster sampai hari ini mencapai 39701 atau 4,78%," kata Jokowi.
Ngesti mengaku pemerintah daerah bekerja sama dengan TNI-Polri dan kejaksaan untuk mempercepat vaksinasi dengan konsep vaksinasi massal dan jemput bola. Mereka membentuk tiga tim vaksinasi yang menelusuri hingga desa dan kelurahan bersama camat kepala desa dan tokoh masyarakat maupun tokoh agama.
Mendengar laporan tersebut, Jokowi mengakui vaksinasi Semarang sudah tinggi dan bagus. Ia berharap agar lansia dan anak-anak bisa terlindungi COVID-19. Ia pun bertanya soal ketersediaan vaksin.
"Untuk stok vaksinnya cukup?" tanya Jokowi.
"Sampai saat ini masih ada 48.000 dan seandainya stok vaksinnya menipis kami juga komunikasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah," jawab Ngesti.
"Jadi tidak masalah?" tanya Jokowi lagi.
"Siap tidak ada masalah," jawab Ngesti.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky