tirto.id - Jelang akhir masa jabatan, hubungan Mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi, dikabarkan merenggang dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Relasi mereka diduga semakin tak harmonis ketika anak Presiden RI ke-7 itu maju sebagai calon wakil presiden dari kubu Prabowo Subianto, sementara PDIP mengusung bekas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menyoal hal tersebut, beredar sebuah video di media sosial yang menampilkan potongan klip dengan narasi bahwa PDIP Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tidak memasang dan menurunkan foto Jokowi di kantornya. Video ini diunggah oleh akun TikTok dengan nama “iocscience” (arsip).
Klip memperlihatkan absennya bingkai foto Jokowi di sebuah ruangan rapat, di saat Jokowi masih menjadi Presiden. Dalam ruangan itu hanya terlihat frame foto Mantan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, di sebelah lambang Garuda Pancasila. Dalam video itu juga terlihat banner bertuliskan Rapat Koordinasi Persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Pemilihan Umum Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024.
“PILKADA 2024, mari Hukum PDIP. Awal kehancuran PDIP. Bisakah dituntut ini? Menurunkan atau meniadakan Foto Presiden hanya menempelkan foto wakil Presiden,” tulis akun pengunggah dalam keterangan videonya.
Sepanjang Selasa (7/5/2024) hingga Rabu (4/12/2024), unggahan ini telah diputar sebanyak 490 ribu kali, mendapatkan 13.100 tanda suka, dan 4.324 komentar. Videonya juga telah disimpan oleh 1.189 orang dan dibagikan kembali ke 2.670 warganet lainnya.
Komentar pengguna TikTok di unggahan ini bervariasi, dari mulai merespons secara positif maupun negatif. Ada juga warganet yang menceletuk kalau Jokowi pasti dibela rakyatnya.
Lantas, bagaimana fakta videonya?
Penelusuran Fakta
Langkah awal yang dilakukan Tim Riset Tirto yakni memasukkan kata kunci sesuai klaim yang tertera dalam gambar, yaitu “Foto Jokowi Tidak Terpasang di Kantor DPD Sumut” ke mesin pencarian Google.
Dari penelusuran itu kami menemukan kalau pihak PDIP telah memberikan klarifikasi. Politisi PDIP, Guntur Romli, mengklaim tidak ada unsur kesengajaan atas hilangnya foto Presiden Jokowi tersebut.
“Menurut penjelasan Pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut itu kena senggol, jatuh dan pecah waktu pemasangan banner, jadi belum dipasang lagi,” ujar Guntur, seperti dikutip Tempo, Rabu, (8/5/2024).
Guntur juga mengirimkan video, di mana dalam cuplikan tersebut terlihat ada foto Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang dipasang di ruangan DPP PDIP. “Rapat hari Senin kemarin di DPP. Ada itu foto Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin,” kata dia.
Hal yang sama juga diungkap PDIP Sumut. Wakil Ketua PDIP Sumut, Aswan Jaya, mengatakan jika foto Jokowi terjatuh saat memasang baliho rakor dan tidak sempat dipasang kembali. Sementara itu, untuk ruangan lain, Aswan menyebut foto Presiden Jokowi masih terpasang, termasuk foto saat bersama dengan Megawati.
"Di ruangan lain kan masih terpasang foto Jokowi, itu melihat nya itu dia sebagai Presiden, kalau pun Probowo dilantik sebagai presiden ya semua kantor akan memasang termasuk dengan kantor PDI Perjuangan,” kata Aswan, mengutip Detik, Senin (6/5/2024).
Berdasarkan sejumlah pemberitaan kredibel, bisa dipastikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam ketiadaan foto presiden di Kantor DPD PDIP Provinsi Sumut. Klip yang berseliweran diberi narasi yang dilebih-lebihkan, sehingga memicu berbagai spekulasi dan kritik.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah lakukan, narasi PDIP Sumut menurunkan foto Presiden RI ke-7, Jokowi, di ruangan rapatnya bersifat menyesatkan tanpa tambahan keterangan (missing context).
Klaim ini dikaitkan dengan dugaan ketidakharmonisan politik antara Jokowi dan PDIP menjelang Pilkada 2024. Namun demikian, Wakil Ketua PDIP Sumut, Aswan Jaya, mengatakan jika foto Jokowi terjatuh saat memasang baliho rakor dan tidak sempat dipasang kembali.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Politisi PDIP, Guntur Romli, yang mengklaim tidak ada unsur kesengajaan atas hilangnya foto Presiden Jokowi tersebut.
==
Hasna Resq Noventy berkontribusi dalam penulisan artikel periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Fina Nailur Rohmah & Farida Susanty