tirto.id - Presiden Jokowi menyebut pemerintah baru bisa melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 4 ribu hingga 5 ribu tes per hari.
Jumlah tersebut masih jauh dari target Jokowi yakni 10 ribu tes per hari. Ia pun menuturkan, pemerintah mempunyai 104 jaringan laboratorium rujukan, tetapi hanya 53 lab yang beroperasional optimal.
Saat memberikan kata pengantar secara daring tentang percepatan penanganan Covid-19 dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/5/2020), Presiden meminta ada perbaikan total dalam pengujian spesimen PCR. Sebab, jumlah tes PCR masih di bawah target dari yang ditetapkannya sejak April 2020 lalu.
"Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4 ribu sampai 5 ribu sampel per hari. Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu yaitu 10 ribu spesimen per hari," kata Jokowi, Senin (11/5/2020).
Angka ini lebih rendah dibandingkan pernyataan Ketua Gugus Tugas Letjen Doni Monardo, Senin (4/5/2020). Doni mengatakan, "kenyataannya data riil sampai dengan saat sekarang ini baru berkisar antara 6 ribu sampai dengan 7 ribu spesimen saja."
Jokowi pun mendapat laporan ada sekitar 104 laboratorium yang kini masuk jaringan laboratorium pemeriksaan Covid-19. Dari 104 laboratorium, Jokowi menerima laporan hanya 53 laboratorium rujukan yang sudah aktif memeriksa.
"Saya ingin dipastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal meskipun dari 104 lab, tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan, 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan," kata Jokowi.
Jokowi ingin jajarannya menyiapkan tenaga SDM handal untuk bisa mengoptimalkan tes PCR. Selain itu, ia ingin permasalahan ketersediaan alat lab dan reagen yang kurang juga harus selesai minggu ini.
"Berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang terutama untuk reagen PCR, RNA dan VTM (vial transport tube) dan saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri