tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak tidak khawatir terkait netralitas dirinya menjelang Pemilu 2024. Pernyataan itu disampaikan guna menepis kekhawatiran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi enggak usah, enggak ada kekhawatiran mengenai itu," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/7/2023) sebelum bertolak ke Australia dan Papua Nugini.
Jokowi sudah berulang kali bilang penyelenggara pemilihan umum itu adalah KPU. Sementara pemerintah, kata dia, hanya memastikan pemilu berjalan aman dengan menyiapkan personel keamanan dan membantu logistik.
"Pemerintah memberikan dukungan baik dari sisi keamanan, maupun membantu nanti dalam distribusi logistik," tutur Jokowi.
Terpenting, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, pemerintah memastikan birokrasi tetap netral, sehingga perlu dijaga.
"Paling penting yang juga sudah sering saya sampaikan netralitas dari TNI/Polri, PNS kita, birokrasi kita betul-betul harus kita jaga dan agar tetap netral," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono merilis buku berjudul "Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi." Buku itu ditujukan untuk segenap pengurus Partai Dermokrat.
SBY dalam buku itu menyoroti lima hal. Pertama, isu Jokowi akan melakukan cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Tetapi, itu cawe-cawe yang baik dan demi kepentingan bangsa dan negara.
Kedua, informasi Jokowi yang hanya menghendaki dua pasangan capres-cawapres. Bukan tiga apalagi empat pasangan.
Ketiga, anggapan Jokowi tidak suka dengan Anies Baswedan, dan tidak ingin pula yang bersangkutan jadi capres.
Keempat, isu Jokowi akan memberikan “endorsement” kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.
Kelima, Jokowi dinilai yang akan menentukan dan memberikan kata akhir siapa pasangan capres cawapres yang mesti diusung oleh partai-partai politik itu.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fahreza Rizky