tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa daerah yang mengalami defisit pangan, bukan karena produksi bermasalah. Namun, kendala distribusi saat pandemi COVID-19.
Ia mengklaim stok pangan Indonesia tetap aman. Hal tersebut merespons pernyataan Presiden Jokowi bahwa ada daerah yang mengalami defisit pangan.
"Kalau dalam suatu negara ada provinsi defisit seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden yang harus hati-hati atau mendapatkan perhatian khusus dari semua tidak lain adalah mengingatkan kita tentang distribusi dan tidak ada lock transportasi dalam kondisi pandemi COVID-19 ini," jelas SYL, Selasa (5/5/2020).
Usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (5/5/2020), SYL, panggilan Syahrul, menjelaskan kalau Presiden Jokowi, Menko Perekonomian, Kementerian Pertanian, hingga kepala daerah menggunakan pusat data yang sama. Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik sehingga tidak ada perbedaan.
"Oleh karena itu, apa yang disampaikan Bapak Presiden terhadap defisit beberapa provinsi, ada 7 provinsi yang dikatakan defisit katakan lah contohnya beras adalah data yang sama dengan kita, data BPS," kata SYL.
SYL menuturkan, data yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya merupakan data 11 komoditas nasional yang berasal dari BPS.
Politikus Partai Nasdem ini memastikan dirinya tidak membohongi Presiden Jokowi soal data. Ia memastikan data yang disampaikan kepada presiden sudah benar.
"Pasti saja Mentan tidak berani membohongi presiden. Pasti saya Mentan sangat hati-hati menyajikan data apalagi ini untuk kepentingan publik," tandas SYL.
Sebagai informasi, Menko Airlangga dalam konferensi pers sempat mengumumkan harga pangan. Ia pun menginfokan kalau stok pangan untuk beras mengalami peningkatan. Mantan Menteri Perindustrian itu pun menyebut produksi beras mencapai 3,6 juta ton.
"Produksi Mei-Juni ini meningkat, kita perkirakan produksi padi beras itu bisa di Mei-Juni melampaui konsumsi, pemerintah di Mei dan Juni itu sekitar 3,6 juta ton produksi beras. Juni 2,3 juta dan diperkirakan Agustus sekitar 3 juta sehingga relatif, sampai akhir tahun stok beras aman," kata Airlangga, Selasa (5/5/2020).
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengumumkan ada daerah yang mengalami defisit pangan. Ia meminta jajarannya untuk menghitung ulang stok bahan pokok di daerah.
"Saya ingin agar dilakukan hitungan yang cepat, asesmen yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah, setiap provinsi agar dihitung mana provinsi yang surplus mana provinsi yang defisit berapa produksinya semuanya harus kita hitung," kata Jokowi saat memberikan kata pengantar dalam rapat terbatas via teleconference, Selasa (28/4/2020).
Dalam rapat tersebut, Jokowi mengumumkan beberapa sembako yang mengalami defisit di Indonesia. Ia menuturkan, stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi, cabe besar defisit di 23 provinsi, stok cabe rawit defisit di 19 provinsi, stok bawang merah diperkirakan defisit di 1 provinsi kemudian Stok telur ayam defisit di 22 provinsi.
"Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, tetapi untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi," kata Jokowi.
Jokowi meminta agar daerah yang surplus sembako dapat mendistribusikan ke daerah defisit. Ia meminta seluruh transportasi wilayah tidak boleh terganggu baik antar-provinsi, antar-pulau maupun antar-wilayah.
Ia mengaku menerima laporan ada gangguan pengiriman sembako semenjak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga akan dimonitor terus.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri