tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada umat muslim di seluruh dunia untuk berhati-hati dalam melakukan inovasi, terutama inovasi yang didasari oleh sifat keserakahan.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pengantar dalam Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum) ke-12 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (2/8/2016).
"Kita harus hati-hati atas inovasi, terutama yang didasari oleh kerakusan. Kita harus yakinkan inovasi berkontribusi untuk kesejahteran masyarakat," kata Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, inovasi tidak secara otomatis meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Selain itu, menurut dia, inovasi hanya akan membuat kaya sebagian orang, setelah itu pemerintahlah yang mampu memastikan keuntungan inovasi tersebut terbagi rata, termasuk ke masyarakat miskin.
"Kita hidup di era di mana inovasi tak bisa ditinggalkan baik itu inovasi robotic, kecerdasan buatan, maupun 3Dprinting. Tapi, di saat yang sama, kita hidup di zaman yang tidak stabil," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia, terdapat ketidaksetaraan pendapatan dan masyarakat muslim juga mengalami dan melihat banyak ancaman di seluruh dunia.
"Ekonomi dunia lemah sementara pertumbuhan ekonomi masih rentan. Saya percaya inovasi mampu menciptakan pecundang atau pemenang di situasi seperti itu. Apabila inovasi semakin besar, maka kesempatan menciptakan pemenang semakin besar. Tapi, kalau tidak tidak hati-hati, akan semakin banyak pecundang," tuturnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan saat ini tidak ada jalan pintas dan tak ada peluru ajaib. "Kita harus melakukan kerja yang sulit, rumit, membangun industri, sistem, lapangan kerja, untuk mendidik anak kita terutama dalam hal sikap yang dibutuhkan di abad XXI," tegasnya.
Bagi negara yang masih memiliki kampung-kampung miskin, maka pemerintahnya harus memecahkan masalah dasar mengenai listrik, air bersih, hingga transportasi.
"Kita harus pastikan masyarakat hidup di tempat bersih, tempat aman. Pastikan semuanya tersedia dan terjangkau, seperti pangan. Mungkin yang lebih penting, namun juga paling sulit, kita harus bangun budaya terbuka di mana kita tak hanya tolerir perbedaan kita tapi menghormati perbedaan kita secara tulus," imbuhnya.
Meskipun sulit, kata Presiden, hal itu bisa dilakukan dengan cara satu langkah demi satu langkah.
Jokowi juga meyakini bahwa WIEF 2016 akan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan bersama menciptakan masyarakat muslim yang sejahtera di seluruh dunia.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto