tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari perusahaan dalam negeri. Hal itu dilakukan untuk menggairahkan ekonomi dalam negeri yang terdampak pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Jokowi mencontohkan belanja alutsista bisa ke perusahaan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, atau PT PAL. “Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," kata dia.
Jokowi juga menyinggung Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang memiliki anggaran paling besar di banding kementerian lain, yakni Rp117,9 triliun. Ia ingin kementerian dan lembaga negara yang memiliki anggaran besar segera mempercepat belanja.
"Saya minta semuanya dipercepat, terutama yang anggarannya besar-besar. Ini Kemendikbud ada Rp70,7 triliun, Kemensos Rp104,4 triliun, Kemenhan Rp117,9 triliun, Polri Rp92,6 triliun, Kementerian Perhubungan Rp32,7 triliun," ujarnya.
Pernyataan Jokowi ini terkait rencana Kemenhan membeli alutsista dari Amerika Serikat pada 6 Juli lalu. Defense Security Cooperation Agency (DSCA) Amerika Serikat menyebut Indonesia berencana membeli 8 pesawat MV-22 Block C Osprey.
Selain itu, Indonesia juga mengajukan paket belanja militer yakni 24 AE 1107C Rolls Royce Engine, 20 sistem peringatan rudal AN/AAR-47, 20 penerima peringatan radar AN/APX-117, dan alat persenjataan lain.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan