tirto.id - Sehari setelah kematian Intan Olivia Marbun, balita berusia 2,5 yang jadi korban ledakan bom di Gereja Oikumene Samarinda, Selasa (15/11/2016) ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga.
Menurut Presiden, aksi teror itu merupakan tindakan di luar batas kemanusiaan.
"Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita saya atas meninggalnya Intan. Itu sudah di luar batas kemanusiaan. Karena ini anak-anak kita," kata Presiden Jokowi usai memberikan arahan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat di Bandung, seperti dilaporkan Antara.
Aksi kekerasan dan terorisme, kata Presiden Jokowi, merupakan tantangan global yang juga dihadapi oleh negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu Presiden menginstruksikan jajaran Komandan Kodim dan Komandan Korem di seluruh Indonesia untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Dalam sehari dua hari ini kita akan menyiapkan sebuah narasi besar agar masyarakat betul-betul merasakan ketenangan, bukan kekhawatiran," pungkas Jokowi.
Intan Olivia Marbun dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie Samarinda, Senin (14/11) subuh sekitar pukul 04. 00 WITA.
"Korban meninggal dunia akibat menderita luka bakar cukup parah yakni mencapai 78 persen," ujar Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda Rahim Dinata Majidi.
Selain Intan, ledakan bom di Gereja Oikumene pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 WITA, menyebabkan lima orang terluka, empat di antaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang. Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, pelaku peledakan bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH