tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik wacana Joko Widodo yang akan mengeluarkan tiga kartu baru untuk masyarakat Indonesia.
Padahal selama satu periode kepemimpinannya, setidaknya Jokowi telah mengeluarkan lima kartu dan Fadli menilai banyak yang gagal.
"Ya ini kan kartu-kartu kaya begini bukan jurus baru ya. Jurus lama. Yang lama saja banyak gagalnya kok, ngapain janji-janji lagi baru? Jadi ini menurut saya adalah jurus mabok gitu ya, jurus mabok karena elektabilitasnya sudah mangkrak sehingga muncul lagi jurus-jurus ini," kata Fadli saat ditemui di DPR RI, Selasa (26/2/2019).
Fadli menilai janji Jokowi untuk mengeluarkan tiga kartu tambahan bisa dilihat sebagai upaya Jokowi yang mulai panik dengan keadaan.
"Sudahlah jangan menghina akal sehat kita, bahwa ini adalah cara-cara politik untuk memenangkan pilpres dengan menggunakan segala macam sumber daya yang ada. Harus ditegaskan lagi itu adalah dana rakyat bukan dana Jokowi, dan tidak ada urusannya dengan pilpres," katanya.
Padahal, kata Fadli, jika Prabowo Subianto berhasil menjadi presiden, hal serupa juga akan dilakukan karena hal tersebut merupakan hak masyarakat.
"Ini missleadingyang seperti ini yang hoaks dan fitnah itu. Itu seolah-olah keluar dari kantong pribadinya, enggak ada urusannya itu. Begitu juga dengan THR. THR kan juga masih lama. Nanti aja dong. Gunakan dulu anggaran itu untuk keperluan-keperluan yang penting. THR kan udah ada waktunya, udah biasa diatur, kenapa mau dimaju-majukan," lanjutnya.
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo tampaknya belum mau menanggalkan jurus “Kartu Sakti” sebagai janji kampanye, pada Pilpres 2019.
Padahal, selama empat tahun pemerintahan Jokowi, tercatat sudah ada 5 kartu yang ia keluarkan.
Beberapa di antaranya adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Beras Sejahtera (Rastra), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Sang petahana kini menjanjikan tiga kartu baru yaitu, Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah, dan Kartu Pra-Pekerja. Tujuannya antara lain untuk menjamin pendidikan masyarakat miskin hingga perguruan tinggi, pelatihan kepada lulusan SMK hingga keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Nur Hidayah Perwitasari