tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan pentingnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi perekonomian bangsa. Dia menilai sebuah kekeliruan apabila pemerintah tidak mengurus pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan baik.
"Kalau pemerintah tidak mengurus UMKM keliru salah besar karena kontribusi ke ekonomi nasional 61 persen dan penyerapan tenaga kerja 97 persen di UMKM, bukan yang gede-gede ini perlu dicatat," katanya dalam acara Pemberian Nomor Induk Berusaha Pelaku UMK Perseorangan tahun 2022 di Cijantung, Jakarta, Rabu (13/7/2022).
Dia menuturkan kunci utama berusaha yaitu izin usaha. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merinci berdasarkan data per 2021, jumlah UMKM Indonesia tembus 65,4 juta. Kontribusi terhadap perekonomian nasional terutama Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen.
"Sekali lagi, 65,4 juta UMKM ini data per 2021 dan kontribusi terhadap perekonomian kita, PDB kita sangat besar sekali, 61 persen, besar sekali," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga membeberkan realisasi kredit perbankan tembus Rp1.195 triliun. Sementara itu, angka KUR Rp3,73 triliun per 2022. Namun realisasi KUR baru 49 persen.
"Per april 2022 realisasi kredit perbankan sudah Rp1.195 triliun dan untuk kur-nya, kur kita anggarkan Rp373 triliun tahun ini, tapi yang realisasi baru separuhnya, 49 persen," ungkapnya.
Jokowi pun mengajak masyarakat untuk mengambil KUR ke bank yang menyalurkan apabila memegang NIB dan punya prospek bisnis yang jelas. Dia menuturkan bunga KUR saat ini masih rendah di angka 3 persen. Namun, dia mengimbau agar bantuan tersebut tidak dibelikan untuk kebutuhan konsumtif seperti membeli mobil.
"Mumpung karena ini dana PEN, dana pemulihan ekonomi karena pandemi kemarin, mumpung bunganya masih 3 persen per tahun," tuturnya.
"Tapi kalau pinjam kredit ke bank juga hati-hati, dihitung, dikalkulasi. Jangan asal ngambil. ada peluang dapat 200 juta ambil 200 juta. 100 juta untuk beli mobil. Saya jamin nggak bisa mengembalikan. Saya yang jamin nggak akan mungkin bisa dikembalikan," tambahnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin