tirto.id -
Saat memberikan sambutan acara KUR Klaster di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022), Jokowi mengaku senang saat berjalan di malam hari. Ia senang toko PKL hingga restoran buka di malam hari karena ekonomi mulai menunjukkan pergerakan dan terus tumbuh.
"Saya itu kalau malam lihat-lihat seneng saya, warung makan buka, restoran-restoran buka, ngantre ramai, yang PKL-PKL di jalan juga ramai. Seneng. Artinya daya beli itu ada dan sekali lagi ekonomi tetap tumbuh positif," ujar Jokowi, Senin (19/12/2022).
Jokowi menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM yang terbukti sebagai motor penggerak ekonomi.
Ia bercerita bagaimana jumlah penerima pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar yang kini mencapai 13,5 juta orang dari sebelumnya hanya 500 ribu orang pada 2016. Ia pun berambisi untuk menaikkan penerima pinjaman hingga 20 juta orang.
"Jadi jangan sampai ada pendapat yang mengatakan pemerintah tidak perhatian pada yang mikro, yang kecil-kecil. Keliru besar sekali. Dari 500 ribu sekarang menjadi 13,5 juta dan target saya untuk masuk ke 2024 mencapai di atas 20 juta," jelas Jokowi.
Jokowi bercerita, para penerima pinjaman dengan angka 1-3 juta itu hampir 90 persen adalah ibu-ibu. Mereka menggunakan pinjaman tersebut untuk usaha produktif seperti jualan gorengan, mi, hingga dagangan pasar.
Presiden mengaku ada usaha yang lokasinya di kampung dan di desa. Ia mengaku senang dan sesuai dengan harapan dalam pengelolaan anggaran. Ia yakin para penerima PNM bisa bergerak sebagai penerima KUR.
"Kalau sudah bisa masuk PNM Mekar, lulus dari situ bagus naik masuk ke KUR. Artinya nanti didorong untuk ke BRI, didorong ke BNI agar plafon kreditnya lebih besar," tutur Jokowi.
"Pasti dari sekian 13,5 juta itu pasti ada ratusan ribu yang 'naik kelas' setiap tahunnya. Memang jenjangnya seperti itu. Jangan sampai kita usahanya jualan gorengan, pinjaminnya dipinjemi Rp 100 juta malah jadi barang-barang konsumtif menjadi tidak produktif. Ini lah jenjang-jenjang yang memang harus dilalui," tambahnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri