Menuju konten utama

Jokowi akan Setop Impor Aspal 2 Tahun Lagi, Ini Alasannya

Presiden Joko Widodo berencana akan memberhentikan impor aspal. Alasannya, karena Indonesia memiliki stok aspal di Pulau Bunton mencapai 662 juta ton.

Jokowi akan Setop Impor Aspal 2 Tahun Lagi, Ini Alasannya
Pekerja melakukan pengaspalan jalan proyek perumahan dengan menggunakan aspal plastik di kawasan BSD Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/tom.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan memberikan waktu dua tahun untuk memberhentikan impor aspal. Hal itu dilakukan karena saat ini Indonesia memiliki stok aspal di Pulau Buton mencapai 662 juta ton.

"Saya di lapangan saya sampaikan, 2 tahun lagi saya beri waktu setop yang namanya impor aspal. Harus semuanya disuplai dari pulau Buton," kata Jokowi saat acara Investor Daily Summit 2022, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Jokowi mengetahui hal itu karena sempat berkunjung ke Pulau Buton pada pekan lalu. Dia melihat aspal Indonesia tertahan hingga 662 juta ton.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menurutkan, 662 juta ton aspal tersebut pernah diolah di Buton. Namun, pengusaha tidak menggunakan aspal tersebut karena lebih mahal daripada harga aspal impor.

"Dulunya pernah diolah di Buton tetapi setop saya enggak tau, karena katanya aspal impor lebih murah. sehingga yang terjadi 95 persen aspal kita ini aspal impor, padahal punya deposit di Buton 662 juta ton," bebernya.

Lebih lanjut, Jokowi pun mengajak peserta yang hadir untuk berinvestasi industri aspal di Buton. Dia mengatakan, aspal mereka tidak hanya bisa digunakan dalam negeri tetapi juga luar negeri.

Kemudian, dia mengklaim kebutuhan aspal bisa mencapai 5 juta ton per tahun. Karena itu, masih ada sekitar 120 tahun untuk mengelola aspal Buton.

Mantan Wali Kota Solo tersebut juga mengingatkan hilirisasi penting bagi Indonesia. Dia menjelaskan pemerintah mendapatkan keuntungan besar setelah melaksanakan hilirisasi.

Dia memberikan contoh pemerintah sebelumnya mengekspor nikel mentah dan mendapat keuntungan Rp15 triliun. Tetapi setelah dihentikan pengiriman nikel mentah dan memulai hilirisasi, penerimaan Indonesia naik menjadi 20,9 miliar dollar atau Rp360 triliun.

"Sehingga juga bolak balik terus saya sampaikan setelah nikel setop, setelah dua tahun lagi aspal stop, setop timah, setop bauksit, setop tembaga. karena pajak bea ekspor, royalti dividen semuanya akan masuk ke dalam negeri, tidak yang menikmati orang luar kita," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ASPAL atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin