tirto.id - Perusahaan Johnson & Johnson dengan tegas membantah laporan media yang menuding produk bedak bayinya selama puluhan tahun mengandung asbes.
Dalam pernyataannya, Johnson & Johnson mengatakan, "ribuan tes independen oleh regulator dan laboratorium terkemuka di dunia membuktikan bedak bayi kami tidak pernah mengandung asbes."
Dilansir dari AP, laporan dari kantor berita Reuters itu telah membawa saham perusahaan menjadi anjlok dan mengalami penjualan terburuk sepanjang 16 tahun terakhir.
Reuters mengutip dokumen yang dirilis sebagai bagian dari gugatan oleh penggugat yang mengklaim bahwa produk bedak bayi tersebut dapat dikaitkan dengan kanker ovarium.
The New Brunswick, perusahaan New Jersey telah berperkara di pengadilan terhadap klaim tersebut dan pada Jumat lalu menyebut laporan Reuters sebagai, "satu sisi, salah dan bersifat menghasut."
"Sederhananya, cerita Reuters adalah teori konspirasi yang absurd."
Saham Johnson & Johnson turun 14,84 dolar AS atau 10 persen saat penutupan pada hari Jumat lalu pada 133 dolar AS, penurunan paling parah sejak 2002.
Dalam laporan Reuters itu, dokumen menunjukkan laboratorium konsultasi pada 1957 dan 1958 menemukan asbes pada produk bedak bayi Johnson & Johnson.
Laporan lebih lanjut oleh perusahaan dan laboratorium dari pihak eksternal menunjukkan temuan serupa melalui awal 2000-an, menurut Reuters.
Editor: Maya Saputri