tirto.id - Staf Khusus Presiden, Johan Budi mengatakan pengiriman karangan bunga dari masyarakat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah bentuk ekspresi dan ungkapan harapan
"Bunga yang dikirim ke Istana itu merupakan ekspresi dari beberapa orang yang mengirim bunga untuk Pak Jokowi. Kiriman itu sebagai bentuk ekspresi saja. Ada yang harapan. Ungkapan," kata Johan, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Lebih lanjut Johan menjelaskan, hal itu menunjukkan adanya ungkapan harapan yang besar dari sejumlah kalangan masyarakat terhadap Presiden Jokowi.
Menurut dia, masyarakat berharap agar Presiden Jokowi senantiasa melakukan tugas dan wewenangnya dengan baik di tengah berbagai persoalan yang terjadi di Tanah Air saat ini.
"Dan, pengiriman bunga itu merupakan ungkapan," kata Johan.
Menurut laporan Antara, pada Rabu (3/5) sekitar tiga karangan bunga yang dikirimkan sejumlah kalangan masyarakat untuk Presiden Jokowi ke Kompleks Istana Kepresidenan.
Karangan bunga itu, ada yang bertuliskan: "Kepada Bpk. Jokowi Mendukung Penegakan NKRI dan Pancasila" yang tertulis dari Warga Negara Indonesia. Selain itu adapula "Pak Dhe Jokowi Kami Masih Padamu Bersama Menjaga NKRI" yang menuliskan sejumlah nama pengirimnya.
Kemudian, ada karangan bunga bertuliskan "Selalu mendukung Pak Jokowi untuk menjaga NKRI dari radikalisme agama apapun. Keukeuh selalu sama NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan Pancasila" dari "Smandel 91 Yang Cinta Toleransi dan NKRI".
Sebelumnya, sejumlah karangan bunga juga berjajar di depan Gedung Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (3/5). Karangan bunga memuat beragam pesan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Dalam pantauan Tirto hingga pukul 10.00 WIB, karangan bunga sudah semakin memadati pintu utama Mabes Polri, Jakarta. Dalam informasi yang dihimpun, karangan bunga tersebut sudah datang sejak Selasa (2/5/2017) malam. Saat ini, sudah puluhan karangan bunga memadati pintu depan Mabes Polri.
Karangan bunga memuat beragam pesan, mayoritas karangan bunga meminta Jenderal Polisi Tito untuk memberantas gerakan radikal. Ada karangan bunga yang bertuliskan "BPK Kapolri NKRI dan Pancasila Jangan Takut Tangkap yang Radikal. Kami di Belakangmu. Ada waktunya" dari Pergerakan Silent Majority. Ada pula karangan bunga yang mempunyai pesan senada "Kami Mendukung Penumpasan Radikalisme dan Pemecah Bangsa Pertahankan Keutuhan NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika" dari Alumni SMA RK 83 Medan.
Selain itu, ada pula karangan bunga yang tidak hanya ditujukan kepada Tito semata, tetapi juga ditujukan kepada TNI serta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan kepada Presiden Jokowi.
"Terima kasih Pak Jokowi-Pak Tito-Pak Gatot. Ternyata rasa itu masih ada," tulis karangan bunga dari Geraldus dan Magdalena.
Selain karangan masalah radikal, adapula pesan lain dari karangan bunga yang berada di depan Mabes Polri. Ada karangan bunga yang meminta untuk membebaskan terdakwa dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Mohon pak Hakim Bebaskan Pak Ahok. Pak Ahok Tidak Menista Agama. Pak Ahok Tidak Bersalah," tulis karangan bunga dari Pancasila Warriors.
Selain karangan bunga meminta Ahok dibebaskan, adapula karangan yang secara terang-terangan meminta pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI). "Yth Pak Tito dan Jajaran Polri, Terima Kasih Telah Setia Menjaga NKRI, Tangkap Rizieq-Bubarkan FPI, Tolak Radikalisme Pemecah Belah Bangsa. NKRI Harga Mati. Dari Warga yang Cinta NKRI" tulis karangan bunga dari Cecilia, Rudi, Judith, Ester, Sugeng.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto