tirto.id - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho melihat ada beberapa dampak ekonomi secara langsung ke Indonesia setelah Joe Biden menang pemilihan presiden Amerika Serikat 2020.
Di antaranya ruang kerja sama bilateral diperketat, peluang peningkatan ekspor ke AS dan peningkatan dana asing ke Indonesia.
“Karena memang yang jadi preferensi investasi Biden di regional adalah penjajakan kerja sama bilateral. Ini membuat kita ada peluang untuk meningkatkan ekspor ke AS,” jelas dia dalam acara diskusi, Minggu (8/11/2020).
Faktor pendorong ekspor lain pemberian fasilitas generalized system of preferences (GSP) atau bebas bea masuk bagi Indonesia dari AS. Persetujuan GSP baru dilaksanakan menjelang pemungutan suara Pilpres AS. Sebelumnya GSP dicabut karena Indonesia digolongkan negara maju.
Andry Satrio mengatakan Foreign Direct Investment (FDI) AS di beberapa negara akan meningkat termasuk untuk rencana investasi di Indonesia. Hal ini bisa terjadi jika Biden merealisasikan janjinya selama kampanye yakni menaikkan tarif korporasi dari 21 ke 28 persen.
Kenaikan pajak dianggap mendorong industri AS relokasi ke negara berkembang, salah satunya Indonesia.
“Mengenai minimum tax, di luar AS terutama negara-negara berkembang akan meningkat. Ini yang perlu jadi perhatian dan investasi diversion dari Cina. Kalau kita tak bisa memanfaatkan diversion dari Cina ini kembali ya ke beberapa negara berkembang salah satunya Indonesia, kita akan kalah. Karena sebelumnya pada trade wars kita gak dapat apa-apa dari investmen diversion,” terang dia.
Indonesia perlu bersiap dengan kemenangan Biden yakni menangani virus Corona secara serius, memperbaiki sektor keuangan dan sektor industri.
"Jika permintaan domestik membaik, kemudian kecepatan pengamanan pandemi juga akan mendorong masyarakat beraktivitas secara normal dan mendorong permintaan domestik. Terakhir, stimulus fiskal yang meningkatkan konsumsi dan fleksibilitas penggunaan dana pemulihan ekonomi nasional juga harus ditingkatkan," katanya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali