tirto.id - Cedera saat berolahraga sering terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Dalam data yang dipublikasikan oleh Stanford Childre's Health, lebih dari 3,5 juta anak-anak dan remaja menderita cedera dari olahraga atau aktivitas fisik setiap tahun.
Ada beberapa jenis cedera umum yang diderita saat berolahraga. Kementrian Kesehatan Indonesia menjelaskannya dalam beberapa jenis cedera, yaitu sprain, strain, cedera lutut, dan cedera pinggang bawah.
Jenis Cedera dalam Olahraga
Cedera olahraga yang paling umum adalah terkilir. Olahraga seperti sepak bola dan bola basket, merupakan jenis olahraga yang bikin orang kerap mendapatkan cedera ini. Terkilir merupakan cedera yang termasuk dalam jenis cedera sprain.
Kemenkes menjelaskan, sprain adalah jenis cedera yang terjadi di persendian, seperti di pergelangan bahu, tangan, dan kaki. Sprain terjadi karena adanya ketegangan atau robekan ligamen yang menyebabkan keseleo. Ligamen adalah potongan-potongan jaringan yang menghubungkan dua tulang satu sama lain dalam sendi.
Sementara strain adalah cedera yang terjadi pada otot. Strain umumnya terjadi pada otot selangkangan atau groin, hamstring, atau otot betis. Otot ketarik atau strain disebabkan karena meregangnya tendon. Tendon adalah jaringan serat yang tebal dan berserat yang menghubungkan tulang dengan otot.
Berikutnya, ada cedera lutut. Lutut adalah persendian yang rumit, terdiri dari empat komponen, yaitu tulang, tulang rawan, ligamen, dan tendon. Medical News Today merilis beberapa cedera lutut yang kerap terjadi, salah satunya cedera paling parah akibat olahraga, yaitu cedera ligamentum cruciate anterior (ACL) grade 3 yang mengacu pada robekan total.
Atlet yang beraktivitas dalam olahraga seperti sepak bola sering melukai ACL mereka. Tendonitis atau radang pada lutut juga dikenal sebagai patellar tendinitis. Ini adalah cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut ke tulang kering.
Lliotibial band syndrome juga merupakan cedera lutut yang umum di antara pelari jarak jauh. Hal ini disebabkan ketika iliotibial band yang terletak di bagian luar lutut, bergesekan dengan bagian luar sendi lutut.
Cedera terakhir yang kerap diderita dalam olahraga adalah cedera pinggang bawah. Cedera ini kerap terjadi karena adanya gerakan mendadak, berulang atau melebihi batas kekuatan otot pinggang.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sekitar 80 persen orang dewasa akan mengalami sakit punggung bagian bawah pada suatu saat selama hidup mereka. Sakit atau cedera otot punggung yang paling umum adalah punggung terkilir dan tegang.
Kerap Cedera dalam Olahraga dan Bagaimana Mengatasinya
Salah satu faktor mengapa orang kerap menderita cedera adalah karena tidak melakukan pemanasan. Dalam beberapa kasus, saat bermain futsal atau sepak bola, pemain langsung bermain, padahal semestinya harus pemanasan dan peregangan terlebih dahulu.
Otot-otot dingin atau yang langsung melakukan olahraga cenderung mengalami peregangan berlebihan, hal itu membuat otot dan sendi tubuh 'kaget'.
Sementara otot hangat akan lebih fleksibel. Mereka dapat menyerap gerakan cepat, tikungan, dan sentakan, membuat kemungkinan untuk cedera lebih kecil.
Healthline melansir, berikut beberapa metode pencegahan agar terhindar dari cedera olahraga:
1. Gunakan teknik yang tepat dan mempelajari cara yang tepat untuk bergerak selama olahraga atau beraktivitas. Sebab, berbagai jenis latihan memerlukan sikap dan postur yang berbeda.
2. Memiliki peralatan yang tepat. Kenakan sepatu yang tepat. Pastikan memiliki perlindungan atletik yang tepat. Sepatu atau peralatan yang tidak pas dapat meningkatkan risiko cedera.
3. Jangan berlebihan, tetap tenang dan lanjutkan aktivitas dengan pelan-pelan.
4. Jika cedera telah mendera, maka lakukan beberapa tindakan seperti mengkopres. Cedera seperti strain dan sprain adalah cedera olahraga yang bisa langsung ditangani dengan kompres. Sementara cedera olahraga seperti cedera pinggang bawa ini dapat dilakukan dengan melatih kelenturan pada tubuh.
Penulis: Febriansyah
Editor: Ibnu Azis