Menuju konten utama
Ibadah Haji 2023

Jemaah Haji Lansia Diimbau Waspada Risiko Cedera akibat Terjatuh

Kemenkes RI mengimbau agar jemaah haji lansia mewaspadai cedera akibat terjatuh saat menjalankan ibadah haji.

Jemaah Haji Lansia Diimbau Waspada Risiko Cedera akibat Terjatuh
Umat islam memadati ka’bah untuk menjalankan ibadah umrah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023). Umat islam dari seluruh dunia melakukan umrah wajib dan umrah sunah di Masjidil Haram sebelum mengikuti puncak ibadah haji. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan, hingga penyelenggaraan haji hari ke-14, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sudah menerima lima kasus jemaah haji yang mengalami cedera karena terjatuh.

Masalah kesehatan berupa cedera bukan termasuk penyakit terbanyak saat penyelenggaraan haji, namun Kemenkes mengimbau agar tetap diwaspadai, terutama untuk jemaah lansia karena dapat menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah.

Dokter spesialis orthopedi di KKHI Makkah, Muhammad Sakti menjelaskan, pada umumnya kasus cedera pada jemaah haji lansia membutuhkan penyembuhan lebih lama.

“Secara alami jika tulang manusia patah akan mengeluarkan sejenis lem/getah dan akan mengering kemudian merekatkan tulang bergantung pada usia pasien. Jika pasien usia masih muda dalam waktu satu minggu pastinya akan lengket. Namun pada lansia, perekatan tersebut bisa memakan waktu hingga 4 sampai 5 bulan,” tutur Sakti dalam keterangan pers Kemenkes, Kamis (8/6/2023).

KKHI Makkah juga kembali menerima jemaah haji yang mengalami cedera akibat terjatuh pada Selasa (6/6/2023) lalu. Dahlia Binti Awi jemaah haji asal kloter JKS 4 yang berusia 70 tahun mengalami patah tulang di pergelangan tangan kanan akibat terpeleset saat menjalankan ibadah di Masjidil Haram.

Sakti menjelaskan, pasien lansia tersebut mengalami patah tulang di bagian distal radius atau pergelangan tangan disertai dengan pergeseran tulang atau dislokasi.

“Sebenarnya protapnya harus dilakukan operasi pemasangan pen, hanya saja pasien menolak. Oleh karena itu, diambil opsi kedua yaitu mengembalikan tulang ke posisinya kemudian dipasang gips,” ungkap Sakti.

Bagi jemaah haji khususnya lansia, kata Sakti, diimbau berhati-hati saat berjalan dan tidak perlu terburu-buru karena yang terpenting adalah mencegah jangan sampai terjatuh.

Selain itu, jemaah haji juga diminta untuk mencukupi cairan dengan minum sebelum haus.

“Kondisi dehidrasi mudah menimbulkan kondisi kurang konsentrasi dan hilang keseimbangan sehingga mudah terpeleset dan terjatuh,” ujarnya.

Di lokasi berbeda, dokter spesialis orthopedi di KKHI Madinah Iswahyudi Nurdin Mamba, melaporkan bahwa hingga hari ke-14 pihaknya telah menangani 7 kasus patah tulang yang seluruhnya dialami oleh jemaah haji lansia.

Semua kasus tersebut telah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah untuk penanganan lebih lanjut.

Iswahyudi menyampaikan, jemaah haji lansia berisiko tinggi untuk kehilangan keseimbangan dan kemudian terjatuh dipicu beberapa faktor seperti penglihatan yang mulai terganggu di usia tua.

“Selanjutnya kekuatan otot pada usia tua lebih lemah, sehingga bisa menyebabkan jemaah haji lansia berisiko tinggi untuk kehilangan keseimbangan dan terjatuh,” kata Iswahyudi.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Maya Saputri