Menuju konten utama

Jenazah Tanpa Identitas Ditemukan di Dasar Tebing Uluwatu

Jenazah tanpa identitas ditemukan tersangkut di dasar tebing Pura Uluwatu, Bali, pada Kamis malam (29/08/2024).

Jenazah Tanpa Identitas Ditemukan di Dasar Tebing Uluwatu
Proses evakuasi jenazah tanpa nama dari dasar tebing Uluwatu menggunakan alat mountaineering. (FOTO/Basarnas Bali)

tirto.id - Jenazah tanpa identitas ditemukan tersangkut di Dasar Tebing Pura Uluwatu, Bali, pada Kamis malam (29/08/2024). Penemuan jenazah ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pemandu wisata bernama I Kadek Adianto (39) sekitar 17.30 WITA. Saat itu, saksi sedang memandu wisatawan asing di kawasan pura.

Salah satu tamu dari saksi menemukan kejanggalan saat sedang mengambil foto ke arah pantai. Oleh tamunya, terlihat objek serupa tubuh manusia di antara bebatuan bagian bawah Pura Uluwatu. Mendapat informasi dari tamunya tersebut, saksi langsung menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Pecatu.

Selanjutnya, informasi diteruskan oleh Bhabinkamtibmas ke Pos Polisi Air dan Udara (Polairud) Nusa Dua dan Kedonganan, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Badung, dan Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Bali.

"Benar, tadi malam tim melakukan evakuasi di Uluwatu. Kami dapat informasi dari Balawista, ada saksi mata yang melihat dari atas tebing sesosok tubuh terdampar," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar Nyoman Sidakarya saat dikonfirmasi pada Jumat (30/08/2024).

Basarnas, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, bersama unsur SAR lainnya langsung melakukan evakuasi dengan menggunakan katrol. Jenazah baru dapat ditarik ke atas pada pukul 20.08 WITA dan teridentifikasi sebagai seorang WNA. Korban diketahui berambut pendek, berkulit putih, cukup tinggi, dan mengenakan celana pendek hitam.

"Identitasnya belum diketahui secara pasti. Namun, dari ciri fisiknya, diketahui korban adalah WNA," ungkap Nyoman Sidakarya.

Nyoman Sidakarya juga menyatakan bahwa evakuasi dilakukan dengan bantuan 7 personel dengan peralatan mountaineering (pendakian). Proses evakuasi mengalami kendala karena kondisi gelap dan kondisi gelombang pasang. Selain itu, ketinggian tebing diperkirakan mencapai 90 mdpl.

"Korban sempat terseret arus sejauh 10 meter dari dinding tebing sehingga personel yang turun ke bawah langsung menjangkau jenazah tersebut," jelasnya.

Jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah (RSUP Sanglah) menggunakan ambulans sosial milik Masjid Agung Palapa. Hingga saat ini, jenazah korban masih berada di rumah sakit tersebut untuk dilakukan pengidentifikasian dan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait MAYAT atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Anggun P Situmorang