Menuju konten utama

Jejak Ani Yudhoyono dan Masa Depan Demokrat Usai Ia Meninggal

Ani Yudhoyono dinilai punya peran penting dalam Demokrat. Ia tidak hanya sebatas pendamping SBY di keluarga, tapi juga figur kuat di partai.

Jejak Ani Yudhoyono dan Masa Depan Demokrat Usai Ia Meninggal
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menyaksikan produksi makanan pisang sale saat ”Tour de Java" di Sukasenang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (26/11/2018). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

tirto.id - Kepergian Kristiani Herrawati atau akrab disapa Ani Yudhoyono membekas bagi kader Partai Demokrat. Sejumlah kader parpol berlambang mercy itu mengaku peran putri Letnan Jendral (Purn) Sarwo Edhi Wibowo itu cukup sentral.

Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, Ani Yudhoyono mempunyai peran khusus dalam partai. Andi bahkan menyebut Ani sebagai salah satu “generator” partai agar tetap berjalan dengan baik.

“Walau bukan pelaku langsung, tapi dia mendorong jadi [sosok yang] memberi semangat, memberi energi pada partai, terutama pada Pak SBY,” kata Andi saat ditemui di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6/2019).

Andi berkata ada ruang kosong yang diisi Ani Yudhoyono selama kepemimpinan SBY.

Selama hidupnya, kata Andi, ia sering menjadi pengingat bila ada komitmen SBY yang luput. Ani pun mengingatkan pula isi AD/ART parpol bila partai akan mengambil keputusan. Ani juga telaten mencatat perdebatan-perdebatan yang terjadi di antara pengurus partai.

Bagi Andi, Ani memang bukan perempuan biasa. Setelah hampir 16 tahun bersama istri SBY itu, aktivis era 1998 itu mengaku Ani punya kelebihan dalam ketegaran, keteguhan, dan menjaga semua sesuai jalur.

“Dia bukan orang yang [suka] intervensi, mengatur-mengatur. Jadi apa ya? penjaga garis, penjaga moral politik agar semua on the track. Ini menurut saya fungsi dari pendamping yang paling benar, ya begitu,” kata Andi.

Andi pun mengakui jika sikap Ani Yudhoyono yang teguh, telaten dalam mencatat dan pengingat menjadi peran sentral dalam Demokrat. Menurut Andi, semangat Ani tidak hanya ditularkan kepada SBY, tetapi juga bagi para kader.

“Iya [punya peran sentral] termasuk juga buat Pak SBY. Sentralnya di situ, tapi dia bukan seseorang yang ikut campur, [bukan] seseorang yang mengontrol partai ini. Dia seseorang yang memberi semangat dan ini menurut saya fungsi yang jarang dimiliki orang, karena itu Demokrat dan Pak SBY pasti kehilangan dengan kepergian Bu Ani,” kata Andi.

Pandangan serupa dilontarkan Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Ia menyebut, sosok Ani sangat penting bagi parpol, khususnya bagi kader perempuan. Salah satunya mendorong para caleg perempuan aktif di partai.

“Dulu, kan, caleg-caleg perempuan ini dinomorduakan. Jadi sebelum jauh ada afirmative action yang 30 persen karier perempuan itu, Ibu Ani sudah jauh-jauh hari di internal Partai Demokrat mengatakan [agar] kader perempuan ini juga harus disamankan dong dengan laki-laki,” kata Jansen.

Selain itu, kata Jansen, Ani juga selalu menjadi penyemangat bagi para kader yang mengalami masalah. Dalam perdebatan internal partai pun, Ani menjadi penengah lewat senyum dan ujarannya.

“Ini betul-betul ibu, istri lah. Karena Ibu Ani melayani Pak SBY, kami ikut merasakan pelayanan itu,” kata Jansen.

Dalam kegiatan kepartaian, kata Jansen, Ani tidak mau ikut campur terlalu jauh. Selama rapat, misalnya, Ani biasanya hanya mencatat dan selalu mengingatkan agar rapat partai tidak melenceng saat mengambil keputusan.

“Misalnya tiba-tiba kami lupa gitu, baru beliau ngomong. [...] jadi Ibu Ani adalah penjaga setiap hasil rapat untuk dilaksanakan melalui catatannya termasuk dalam konteks kenegaraan Bu Ani ini adalah penjaga agar semua janji-janji Pak SBY kepada rakyat itu dipenuhi melalui catatannya,” kata dia.

Punya Peran Penting

Peneliti dari Puskapol Universitas Indonesia (UI) Hurriyah menilai Ani Yudhoyono memang punya peran penting dalam Partai Demokrat. Ia melihat, Ani tidak hanya sebatas pendamping SBY di keluarga, tapi juga figur kuat di Partai Demokrat.

“Sosok Bu Ani itu bukan hanya sekadar tipikal seorang istri prajurit, tetapi juga menjadi role model, menjadi satu leading figuer untuk keluarganya dan juga untuk Demokrat," kata Hurriyah.

Hurriyah menilai salah satu keberhasilan Demokrat juga ditopang dari sikap Ani. Ia mencontohkan penempatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam kontestasi politik Indonesia.

Meski bersama SBY, kata Hurriyah, Ani ikut mendorong agar AHY dan Ibas untuk turun berpolitik serta menempatkan kedua anaknya di tempat masing-masing, yakni AHY sebagai politikus untuk menarik perhatian publik, sementara Ibas sebagai penggerak roda partai.

Selain itu, kata dia, Ani juga menjadi perempuan yang punya pandangan dan wawasan kuat. Ia melihat dari respons Ani dalam setiap wawancara. Menurut dia, Ani mampu memberikan jawaban-jawaban yang cerdas diikuti dengan pemikiran tajam. Hal ini menjadi pengisi SBY dalam menjalankan pemerintahan selama 10 tahun maupun sebagai pemimpin partai.

“Saya melihat figur Bu Ani sebenarnya sebagai sosok yang sangat lengkap sebagai seorang pendamping Pak SBY, jadi bukan hanya sumber kekuatan,” kata Hurriyah.

Hurriyah menilai selama ini SBY dalam mengambil keputusan selalu meminta pertimbangan Ani Yudhoyono. Sebab, kata dia, Ani bukan hanya sekadar istri, tapi juga menjadi partner berpikir untuk Pak SBY. Jadi saya lihat sentralnya di situ,” kata dia.

Karena itu, kata Hurriyah, kepergian Ani bisa berdampak bagi Demokrat sebagai partai. Sebab, kehadiran Ani bersama SBY bisa dianalogikan seperti Soekarno-Hatta atau kisah Soeharto saat bersama Tien.

Ketika mereka terpisah, kata Hurriyah, ada sebuah dampak yang terjadi dalam pengambilan keputusan. Namun, dampak tersebut tidak serta-merta akan membuat Partai Demokrat suram setelah Ani meninggal.

“Saya percaya pasti ada perubahan karena memang selama ini mereka [SBY-Ani] berdua begitu besar pengaruhnya, tapi saya melihat dengan rekam jejak yang sampai sekarang sudah terjadi dan bagaimana keluarga begitu siap dengan koondisi ini, saya masih optimistis Demokrat di bawah kepemimpinan Pak SBY dan anak-anaknya masih akan tetap sama, jadi tidak ada perubahan mendasar dalam artian misalnya arah partai atau nilai partai berubah karena saya melihat ada satu kesatuan,” kata dia.

Baca juga artikel terkait PARTAI DEMOKRAT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz