tirto.id - Idham Azis berjanji tidak akan menerima anggota bertamu ke rumah dinas yang ada di Pattimura, Jakarta Selatan, jika terpilih sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Janji ini diucapkan ketika bertemu anggota Komisi III DPR RI di rumahnya di Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"Kalau ada urusan lewat WA [WhatsApp] saja atau ke kantor," kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 ini.
Dia menghindari itu karena menurutnya hanya ada tiga alasan polisi datang ke rumah dinas Kapolri: pertama, minta jabatan; kedua mempertahankan jabatan; dan terakhir, minta disekolahkan.
Janji lain yang ia sampaikan dalam kesempatan yang sama adalah tidak akan pernah mencampur adukkan urusan pekerjaan dengan keluarga. Misalnya, jika suatu saat anaknya kena tilang, dia akan senang hati mempersilakan polantas menghukum.
"Saya haramkan untuk urusan itu," katanya.
Dia juga menginstruksikan sang istri untuk tidak ikut-ikut aktivitasnya. "Kalau tidak pakai prinsip itu, lama-lama istri bisa jadi 'bintang empat setengah', terus lama-lama bisa 'bintang tujuh'. Sakit kepala itu," katanya.
Sang istri, Fitri Handari, mengatakan tanpa diperintah pun dia tidak akan mengurusi pekerjaan suaminya.
"Selama ini tidak ikut campur urusan dinas. Silahkan, saya tidak ingin, saya tidak punya kepentingan," katanya.
Fitri mengatakan suaminya merupakan sosok yang keras dan tegas.
"Di lingkungan polisi, pak Idham cukup keras. Tidak bisa ditembus istri," akunya.
Idham adalah satu-satunya calon kapolri yang direkomendasikan Presiden Joko Widodo. Dia akan menggantikan Tito Karnavian yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino