tirto.id - Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kalangan pemilih pemula dalam survei Litbang Kompas menunjukkan keunggulan dibandingkan petahana, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Keunggulan ini, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin merupakan berhasilnya Prabowo-Sandiaga dalam mendekati generasi milenial, terutama pemilih pemula. Salah satunya yakni terkait janji Sandiaga untuk menghapus Ujian Nasional (UN), seperti yang disampaikan pada debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Ya itu salah satunya janji untuk menghapus UN bisa mempengaruhi pemilih pemula, karena mereka kan yang akan merasakan dampaknya bila UN dihapus," ujar Ujang di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).
Tersalipnya suara pemilih pemula oleh Prabowo-Sandiaga ini, kata Ujang, harus menjadi bahan evaluasi kubu Jokowi-Ma'ruf Amin untuk lebih meyakinkan pemilih pemula. Apalagi, ada potensi besar generasi milenial memilih untuk tak mencoblos alias golput pada hari pencoblosan nanti.
"Ketika Pak Jokowi dirugikan milenial yang memilih ke kubu lain, itu yang harus dikejar meyakinkan milenial dan memobilisasi mereka untuk memilih. Jangan sampai mereka enggak memilih," tuturnya.
Dalam survei Litbang Kompas yang dirilis hari ini, menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Prabowo-Sandiaga rupanya unggul di kalangan pemilih pemula dengan umur di bawah 22 tahun. Pada Oktober 2018, hasil survei menunjukkan Prabowo-Sandiaga meraih 44,8 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf 39,3 persen.
Keunggulan Prabowo-Sandiaga ini rupanya masih terjadi pada survei terbaru yang memperoleh elektabilitas 47 persen, dibandingkan Jokowi-Ma'ruf yakni 42,2 persen.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Alexander Haryanto